Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan munculnya nama Yusril dalam bursa cawapres Prabowo bukannya tanpa alasan. Jika Ganjar memilih untuk berdampingan dengan Mahfud MD, maka Yusril dinilai sebagai pasangan yang pas untuk Prabowo.
Parameter Strategi Indonesia melakukan survei dalam kurun waktu 1-7 Oktober 2023 dengan menggunakan metode multi stage random sampling. Jumlah responden 1.200 orang, memakai teknik pengumpulan data dan wawancara tatap muka dengan kuesioner, serta margin of error kurang lebih 2,83 persen.
Berdasarkan temuan survei Parameter Strategi Indonesia ada beberapa nama bacawapres Prabowo yang dekat dengan umat Islam. Di antaranya Yusril Ihza Mahendra 19,6%, Erick Thohir 17,4%, Yenny Wahid 14,8%, Gibran Rakabuming Raka 10,7%, Airlangga Hartarto 8,3%, Agus Harimurti Yudhoyono 4,8%, Tidak Tahu/Tidak memilih 24,4%.
Yusril adalah Ahli Tata Negara, sama seperti Mahfud MD. Sehingga, keduanya dianggap akan menjadi lawan yang seimbang.
“Yusril memiliki kekuatan ahli hukum tata negara dan akan berhadapan pula dengan pakar hukum tata negara seperti Mahfud MD,” ucap Pangi dalan keterangan tertulis, Rabu 18/10/2023).
Pangi menambahkan baik Mahfud MD atau Yusril merupakan sosok yang memiliki pengalaman dan jam terbang sama banyaknya. Pun dengan kompetensi dan kapasitas keduanya yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Mereka sama-sama pakar dan profesor serta sama-sama punya pengalaman jam terbang yang sama. Kompetensi mereka juga bagus dan punya kapasitas yang sama pula,” tambahnya.
Meski sama-sama ahli tata negara, Pangi melihat Yusril punya keunggulan. Menurut Pangi, Yusril merupakan tokoh politik dan menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
Hal itulah yang tak dimiliki Mahfud, pengalaman berpolitik dan memimpin kehidupan partai politik. Keunggulan Yusril tak hanya soal pengalaman berpolitik, tapi ada representasi tokoh luar pulau Jawa yang dimilikinya.
“Yusril adalah simulasi di luar Jawa dan itu sangat representatif karena Prabowo adalah Jawa dan itu sangat ideal. Sementara, Mahfud MD punya minus karena pasangan Jawa dengan Jawa, karena Ganjar juga dari Jawa,” tutur Pangi.
Pangi mengatakan Yusril bisa menjadi pertimbangan bagi Koalisi Indonesia Maju (KIM). Pasangan Prabowo-Yusril bisa menjadi kekuatan yang pas baik di dalam dan di luar Jawa.
“Keduanya juga merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara, Mahfud MD dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Yusril Ihza Mahendra dari Universitas Indonesia. Hal ini sangat seru, 2 ahli tata negara bertarung dalam Pilpres 2024, pastinya akan padat akan gagasan ketatanegaraan nantinya jika hal ini terwujud,” kata Pangi.
Salah satu temuan riset Voxpol, alasan pemilih dalam memutuskan pilihan cawapres sangat signifikan pengaruhnya ditentukan figur kandidat sebesar 67,6 persen, sementara pengaruh partai politik pengusungnya hanya sebesar 6,8 persen. Itu artinya, pemilih lebih cenderung tertarik pada kapasitas figur atau ketokohan kandidat, ketimbang partai politik pengusungnya.
“Dari data di atas, Yusril bisa saja nanti mundur dari ketua umum PBB agar bisa menjadi tokoh netral, tanpa sekat, lebih luwes, dan leluasa bergerak menjadi bagian representasi yang berdiri di atas semua kelompok, golongan dan kepentingan partai manapun,” ujar Pangi.
Simak juga ‘Kalau Jadi Gibran, Yusril Tak Maju Cawapres Karena Putusan MK Problematik’:
[Gambas:Video 20detik]
Menakar untuk menjadi kantong suara, Pangi melihat Mahfud MD punya segmentasi pemilih dari kalangan Nahdatul Ulama (NU). Pasalnya, massa NU dan PKB bisa terpecah karena tak semuanya akan memilih Muhaimin Iskandar yang menjadi cawapres dari Anies Baswedan.
“Massa NU dan PKB bisa terbelah dan mungkin itu pertimbangan (Ganjar) mengambil Mahfud, tetapi pertimbangan (Prabowo) mengambil Yusril merupakan pertimbangan bagaimana Indonesia butuh tokoh yang bersih dari korupsi dan punya pengalaman sebagai ahli tata negara,” lanjut Pangi.
Menurut Pangi, jika Prabowo benar menggandeng Yusril sebagai cawapres, maka ini merupakan pertarungan politik yang seimbang. Yusril dianggap sebagai tokoh yang cocok untuk menantang Ganjar-Mahfud atau Anies-Cak Imin.
Survei Parameter Strategi Indonesia mencatat elektabilitas bacapres Prabowo Subianto lebih menjanjikan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Elektabilitas berpasangan dengan Yusril lebih tinggi daripada bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Hal ini dijelaskan oleh peneliti utama Parameter Strategi Indonesia Tri Yudha Haryanto dalam Rilis Survei Nasional bertajuk Kunci Elektoral Suara Cawapres Potensial KIM. Menurut survei, simulasi pasangan Prabowo-Yusril unggul tipis dari Prabowo-Khofifah.
“Pada simulasi, Prabowo dan Yusril mendapatkan 34,6 persen. Prabowo disimulasikan berpasangan dengan Khofifah mendapat angka elektabilitas 33,6 persen,” Ujar Tri dalam keterangan tertulis, Minggu, (15/10/2023).
Sementara itu, pada simulasi enam cawapres yang dipilih publik, Erick Thohir masih menempati urutan pertama dengan angka 22,4 persen. Diikuti Sandiaga Salahuddin Uno 19,4 persen dan Cak Imin 15,6 persen.
“Yusril 12,2 persen, Khofifah 10,6 persen dan Gibran Rakabuming Raka 7,2 persen,” tambah Tri.