ASKARA – Untuk tetap menjaga kesiapan operasional sebagai aparatur kewilayahan, Kodim 0503 menggelar kegiatan latihan posko 1 yang dibuka Danrem 052/Wkr, Brigjen TNI Putranto Gatot SH, S.Sos., M.M. bertempat di Aula Makodim 0503/JB, Jakarta Barat, Selasa (7/11)
Pangdam Jaya dalam amanat yang dibacakan Danrem 052/Wkr mengatakan, Indonesia adalah negara yang Bhineka (majemuk) antara lain dalam hal agama, budaya dan hubungan sosial masyarakatnya. Masyarakat majemuk yang tersusun oleh perbedaan- perbedaan identitas sosial, seperti identitas keagamaan, etnis, profesi, dan kelompok sosial yang mendefinisikan diri secara unik dan berbeda dari kelompok lain.
“Hal tersebut menciptakan konsekuensi-konsekuensi terhadap beberapa hal penting dalam kehidupan sosial seperti stabilitas, harmonisasi sosial dan persaingan identitas dalam hubungan sosial sosial masyarakat khususnya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya,” kata Pangdam Jaya.
Dikatakannya, Kodim 0503/JB memiliki wilayah yang strategis menghubungkan wilayah DKI Jakarta dengan wilayah Tangerang maupun dengan daerah lintas Sumatera. Kondisi demografi wilayah Kodim 0503/JB yang padat dan heterogen kerap kali terjadi perselisihan dan konflik sosial diantara masyarakatnya.
“Beberapa masyarakat yang terlibat dalam konflik tersebut perlu diantisipasi dengan langkah-langkah cegah dini dan preventif guna menghindari eskalasi yang lebih besar khususnya dalam menghadapi kontestasi Pemilu tahun 2024,” kata Pangdam.
Oleh karena latar belakang tersebut, lanjutnya, tema dari Latihan Posko I Kodim 0503/JB adalah Kodim 0503/JB Melaksanakan Operasi Bantuan Kepada Pemerintah Daerah di Wilayahnya Dalam Rangka Mengatasi Konflik Sosial.
“Latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan Komandan dan Staf Kodim dalam merencanakan suatu operasi meliputi hal-hal keterpaduan, kerja sama dan koordinasi dalam pengambilan keputusan serta dalam teknik Olah Yudha dan pengintegrasian semua kemampuan Satuan yang dimiliki. Selain itu, prosedur dan tata cara kerja yang berlaku dalam suatu posko serta komando dan pengendalian (Kodal) operasi guna membantu tugas Pemerintah Daerah dan Kepolisian dalam menghadapi permasalahan konflik sosial khususnya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya,” jelasnya.
Menurut Pangdam, ada beberapa sasaran yang ingin dicapai pada latihan ini. Pertama, mampu melaksanakan Kodal pada suatu kegiatan proses perencanaan dan persiapan operasi. Kedua, melaksanakan prosedur hubungan Komandan dan staf dalam mekanisme suatu Posko. Ketiga, mampu melaksanakan Kodal dan menerapkan teknik serta taktik dalam pelaksanaan operasi penanganan konflik sosial. Keempat, mampu melaksanakan koordinasi kerjasama terpadu pada proses perencanaan, persiapan dan pelaksanaan suatu operasi bersama Pemerintah Daerah dan Kepolisian dalam operasi penanganan konflik sosial.
“Kelima, mampu memberdayakan semua kemampuan satuan secara terintegrasi dan Olah Yudha. Keenam, Mampu melaksanakan fungsi Komando dan Staf. Ketujuh, Mampu merencanakan dukungan administrasi terhadap pelaksanaan operasi penanganan konflik sosial. Kedelapan, Mampu melaksanakan tata tulis militer,” ungkapnya.
Sebelum mengakhiri amanat ini, lanjut Pangdam, ada beberapa penekanan yang menjadi pedoman selama latihan :
Pertama. Laksanakan latihan dengan serius dilandasi semangat dedikasi, kedisiplinan dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Kedua. Ikuti instruksi atau arahan penyelenggara, agar latihan berjalan sesuai alur materi yang telah disusun.
Ketiga. Hilangkan keraguan dalam bertindak dengan mengembangkan kejelian dalam pengamatan dan pola pikir yang kreatif serta inovatif.
Keempat. Jaga faktor keamanan, baik personel maupun materiil.
“Kepada para pengawas dan pengendali serta penilai, arahkan dan kendalikan peserta dan sesuai skenario latihan dengan baik serta melakukan penilaian secara objektif,” pungkasnya.
Editor: Theo Agoy