Jakarta, CNBC Indonesia – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengatakan terdapat 8 tantangan yang menjadi dasar penyusunan visi-misi pasangan calon presiden dan wakil presiden tersebut. Pemanfaatan bonus demografi yang tidak lama lagi menjadi salah satu tantangan yang mendesak untuk diselesaikan.
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Prabowo menyebut Indonesia tinggal mempunyai waktu 13 tahun tersisa untuk menikmati bonus demografi. Kalau bonus tersebut tidak bisa dimanfaatkan, maka Indonesia akan berpotensi menjadi negara berpenduduk tua dengan pendapatan menengah.
“Mungkin yang banyak belum menyadari, kita hanya punya waktu sekitar 13 tahun untuk memanfaatkan bonus demografi kita. Kalau enggak, kita nanti keburu tua sebelum sempat kaya,” kata Drajad dalam acara Your Money Your Vote di CNBC Indonesia, Rabu (15/11/2023).
Karena itu, Drajad mengatakan Prabowo-Gibran ingin melakukan gerak cepat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Dengan demikian, kata dia, maka visi-misi Indonesia Maju 2045 akan bisa terlaksana.
“Ini harus kita percepat, karena itu tadi visi-misi yang kita punya itu mencapai Indonesia emas 2045 jadi harus kita manfaatkan betul,” ujar dia.
Drajad mengatakan tantangan lainnya yang dianggap Prabowo penting adalah perubahan iklim. Dia menolak tudingan dari aktivis lingkungan yang menyatakan bahwa capres-cawapres minim gagasan tentang kelestarian lingkungan dan perubahan iklim.
Menurut dia, Prabowo justru menilai perubahan iklim merupakan tantangan strategis yang paling utama. “Perubahan iklim menjadi tantangan strategis yang ditaruh paling depan oleh Pak Prabowo,” katanya.
Drajad menuturkan konflik geopolitik juga menjadi tantangan selanjutnya yang akan dihadapi Indonesia. Dia bilang Prabowo menaruh perhatian pada potensi konflik geopolitik bersenjata di kawasan Taiwan hingga Laut Cina Selatan.
Secara berturut-turut Drajad menyebutkan sejumlah tantangan lainnya yang dianggap pasangan Prabowo-Gibran amat penting untuk menyusun visi-misi. Dia menyebutkan terdapat tantangan mengenai disrupsi kecerdasan buatan, ancaman pandemi baru, hingga meningkatnya populasi dunia.
“Kita bukan hanya menghadapi disrupsi dari digital tapi juga artificial intelligence,” kata Drajad.
Dia mengungkapkan para ahli medis maupun biologi melihat bahwa risiko munculnya pandemi baru itu sangat patut diwaspadai. Oleh karena itu, Prabowo dan Gibran serta tim akan mewujudkan program-program untuk mempersiapkan tantangan secara strategis.
[Gambas:Video CNBC]
(haa/haa)