Jakarta, CNBC Indonesia – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mengatakan kemandirian pangan menjadi primadona visi-misi yang diusung pasangan calon presiden dan wakil presiden tersebut.
Anggota Dewan Pakar TKN Drajad Hari Wibowo menyebutkan karena itu Prabowo menyatakan bahwa keberadaan food estate menjadi salah satu opsi yang harus dilakukan.
“Lumbung pangan yang disebut Pak Prabowo atau food estate itu pilihan yang harus kita lakukan dari semua pilihan yang mungkin terbatas,” kata Drajad dalam acara Your Money Your Vote di CNBC Indonesia, dikutip Jumat (17/11/2023).
Drajad mengatakan tanpa keberadaan lumbung pangan maka Indonesia akan terus-menerus mengimpor. Padahal, kata dia, tidak mungkin suatu negara menggantungkan sumber pangannya dari luar negeri. Perang Ukraina-Rusia yang menyebabkan impor biji-bijian RI tersendat menjadi bukti.
“Tidak mungkin satu negara itu secara strategis menggantungkan sumber pangannya, sumber biji-bijiannya itu dari negara lain, kan sekarang sudah disadari perang Ukraina kan, jadi mau tidak mau kita harus memproduksi itu,” katanya.
Drajad menyadari bahwa untuk mencapai kemandirian pangan dibutuhkan waktu tidak sebentar. Dia mengatakan Prabowo-Gibran perlu menyiapkan sarana produksi, irigasi, pupuk, dan benih serta manajemen pertanian yang lengkap untuk mewujudkan kemandirian pangan.
“Butuh waktu yang agak panjang, penyuluh pertanian harus disiapkan, sarana produksi harus disiapkan, irigasi kita siapkan, pupuk, benih semuanya harus kita siapkan,” katanya.
Sebelumnya, capres Prabowo Subianto juga sempat menyinggung soal kemandirian pangan ini dalam Sarasehan 100 Ekonom yang diselenggarakan INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023). Prabowo ditanya mengenai tren pelemahan Rupiah dan suku bunga acuan yang tinggi. Apabila dibiarkan, maka bisa menggerus pertumbuhan ekonomi dan memicu krisis keuangan.
Prabowo menjawab, kekuatan pertahanan negara sebenarnya tidak hanya mata uang. Pangan, energi dan air adalah tiga komoditas yang harus mencapai titik swasembada sebab itu adalah kebutuhan masyarakat umum.
“Kalau kita swasembada pangan bukan beras ya swasembada pangan karbohidrat protein kita menghasilkan sendiri, kita gak usah takut mata uang apa, emang rakyat di desa akan beli dolar?,” papar Prabowo.
“Yang bingung mata uang ya kita kita ini yang ada di ruangan ini, yang berangan-angan cuti ke Tokyo, berangan-angan terus terang saja yang memakan sashimi, rakyat di desa gak ada urusan sama dolar,” tegasnya.Menurut Prabowo, bahkan ketika krisis 1997 dan 1998, masalah besar itu hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan. Sementara di daerah menurutnya baik-baik saja.
“Saya setuju mereka gunakan mata uang untuk merusak, untuk kita patuh. Nanti mereka juga gunakan pangan, food as a weapon itu ada tuh pidato pidato cek aja itu. That why we have to grow our on food dan kita mampu dan kita sangat kaya kita sangat optimis,” kata Prabowo.
(haa/haa)