ASKARA – Dunia oh dunia, mungkin itu yang banyak dibahas oleh banyak guru dan ustadz ketika mengisi materi baik pembelajaran di kelas ataupun ketika di majelis. Dunia memang terkenal sangat hijau, kenapa dibilang sangat hijau? Dikarenakan dunia itu sangat nikmat dan sangat menggiurkan bagi para manusia yang mengejar kenikmatan dunia.
Kenikmatan dunia memang sangat menggiurkan, dikarenakan ketika sudah mendapatkan kenikmatan dunia maka apapun yang ingin dicapai di dunia bisa diwujudkan dengan kekuasaannya yang telah dicapai. Kenikmatan dunia terdiri dari 3 kategori yaitu : Harta, Tahta dan Wanita.
Sebentar lagi pada tanggal 14 Februari 2023 negara Indonesia akan menggelar pesta rakyat yang sangat besar yaitu Pemilihan Umum atau disebut dengan Pemilu. Pada moment tersebut para wakil rakyat akan berlomba-lomba berkampanye supaya bisa dapat terpilih menjadi calon legislatif ataupun calon pemimpin negara dan pemimpin daerah.
Pemilihan Umum besok akan memilih presiden dan wakil presiden, Caleg DPR RI, Caleg DPRD I dan Caleg daerah kota atau kabupaten. Rakyat akan ditawarkan dengan janji-janji para Caleg yang berkeinginan untuk dipilih dalam pesta rakyat 5 tahunan tersebut.
Variasi janji kampanye para Caleg beraneka ragam, dari janji yang luar biasa hingga janji yang biasa saja. Tak ayal banyak para Caleg yang mengobral janji mereka walaupun pada akhirnya tidak ditepati atau tidak terealisasi. Di dalam pikiran mereka yang penting asalkan terpilih dahulu, masalah janji ditepati atau tidak adalah masalah belakangan.
Padahal bagi para Caleg akan mengalami celaka yang luar biasa apabila mereka menyepelekan janji, karena janji tersebut akan ditagih di hari akhirat pembalasan nantinya. Mereka kadang tidak sadar bahwa jabatan yang dikejar mereka hanyalah sementara dan bahkan sudah ditentukan dalam tenggat waktu hanya 5 tahun.
Bukan rahasia umum lagi, bahwa banyak Caleg yang menggelontorkan uang yang besar sekali untuk bisa menjadi anggota legislatif ataupun pemimpin daerah. Bukan rahasia umum lagi bahwa dalam tayangan podcast di televisi bahwa Caleg DPR RI untuk bisa terpilih menjadi anggota DPR RI minimal harus menggelontorkan dana minimal 40 milyar. Uang tersebut digunakan untuk kampanye, dana partai, logistik, acara dan untuk memberikan uang pelicin bagi warga pemilihnya. Bahkan uang 40 Milyar tersebut belum jaminan bisa terpilih apabila saingan mereka juga menggelontorkan uang yang lebih di atas 40 Milyar.
Bukan rahasia umum bahwa setelah Pemilu selesai maka banyak ditemukan anggota legislatif atau Caleg yang stres serta depresi bahkan banyak yang gangguan jiwa dikarenakan kalah dalam pemilihan umum. Ekspektasi mereka yang berlebihan membuat mereka tidak bisa mengendalikan koping sistem mereka sehingga mereka menjadi stres, depresi bahkan hingga perilaku bunuh diri.
Dosen Spesialis Medikal Bedah Lincoln College University Malaysia, Prima Trisna Aji mengatakan, apabila Pemilu kita masih banyak yang memakai politik uang maka sistem demokrasi di negara Indonesia tidak akan berjalan dengan baik. Bahkan apabila mereka calon legislatif terpilih, maka hal pertama yang mereka pikirkan adalah bagaimana mereka supaya bisa “Balik Modal” atas uang mereka yang telah dikeluarkan.
“Maka dari itu untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukan perbaikan sistem pemilu dan sistem demokrasi kita. Yang paling penting adalah menanamkan kesadaran masyarakat atau warga supaya menolak politik uang dan memilih Caleg yang amanah serta jujur serta takut akhirat,” kata Prima Trisna Aji.
Dijelaskannya, pemimpin yang amanah, jujur dan takut akan akhirat, maka mereka tidak akan berani ataupun tidak akan pernah terbersit sedikitpun untuk berbuat curang ataupun bermain politik uang. Karena mereka sadar bahwa mereka akan dihisab diakhirat kelak.
“Bukan rahasia umum lagi bahwa banyak contoh Para anggota DPR yang korupsi kemudian ketika meninggalnya banyak keganjilan. Seperti ketika pemakaman Hujan badai yang membuat mayat tersebut sulit dikuburkan serta tanda-tanda yang diberikan dari Allah yang lain. Tentunya hal itu harus membuat kita menjadi lebih waspada dan hati-hati dalam melangkah karena apa yang kita lakukan akan dihisab di akhirat nanti serta dimintai pertanggungjawaban,” kata Prima Trisna Aji.
Dikatakannya, hal pertama yang harus dilakukan ketika terlanjur melakukan hal yang bathil adalah segera melakukan taubatan nasuha kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dengan taubatan nasuha yang benar maka akan membuat kita ketika menjalani hidup menjadi lebih tenang dalam melangkah hidup ke depan.
Sementara, Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta, Elinda Rizkasari mengatakan, penyebab utama dari segi psikologis kenapa banyak Caleg yang akan depresi dan mengalami gangguan jiwa adalah penyakit mental stres yang dialami oleh para Caleg gagal.
“Dimana penyebab dari penyakit mental ini akan muncul secara tiba-tiba, seperti dalam teori Neo Freud memang tidak bisa diprediksi sebelumnya yang salah satu penyebabnya dikarenakan daya tahan diri yang rapuh,” jelas Elinda Rizkasari.
Elinda Rizkasari memberikan teori bahwa masalah yang terjadi pada Caleg yang gagal salah satunya adalah konsep diri yang bermasalah. Masalah Konsep diri terjadi dikarenakan terjadi gejolak antara cita-cita dan harapan pada manusia tersebut.
“Bahkan pada manusia yang memiliki daya tahan yang rapuh, manusia tersebut tidak akan mempunyai koping adaptasi yang baik ketika masalah yang besar muncul pada dirinya,” ujarnya.
Dalam teori yang dikemukan oleh Elinda Rizkasari, stres pasca Pemilu tahunan terutama pada Pemilu 2024 besok tidak selalu bisa diprediksi. Apabila dianalogikan pada sebuah penyakit maka seperti bencana alam yang tidak dapat diprediksi.
“Untuk mengantisipasi terjadinya fenomena kasus Caleg stres dalam skala besar maka sebelum persiapan Pemilu para calon legislatif diwajibkan harus mengikuti pembekalan mental baik dari segi pembekalan psikologis juga pembekalan dalam hal rohani pada bidang agama. Sehingga dengan persiapan mental yang baik maka akan mengurangi resiko ledakan Caleg stres ketika gagal dalam pemilu tahun 2024,” pungkasnya.