Latihan Keadaan Darurat Pertamina – TNI AL untuk Pengamanan Obvitnas Strategis

Latihan Keadaan Darurat Pertamina – TNI AL untuk Pengamanan Obvitnas Strategis

ASKARA – Pertamina terus memperkuat pengamanan infrastruktur energi beserta sistemnya bersama dengan TNI AL yang melibatkan pasukan elitnya dari Korps Marinir dan kekuatan Armadanya yakni Pasukan Anti Teror Detasemen Jalamangkara (Denjaka), Intai Amfibi (Taifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska). Keterlibatan Pasukan Elit TNI AL ini terlihat dalam simulasi pembebasan Kapal MT Sanga-Sanga yang dibajak dan penyanderaan personel anjungan rig Sepinggan di perairan Balikpapan, Kalimantan Timur pada Kamis 23 November 2023.

TNI AL menugaskan 2 KRI yaitu KRI Semarang 594, KRI Sidat 851, 1 unit Cassa Patroli Maritim, 1 unit heli Bell, 1 unit heli Panther dan 4 unit Sea Rider dengan melibatkan sejumlah 274 personel untuk menyelesaikan tugas sesuia dengan skenario latihan yang kompleks.

Latihan ini merupakan latihan keterpaduan antara TNI AL dengan PT Pertamina, dalam simulasi, Kapal Tanker MT Sanga-Sanga yang akan memasuki Teluk Balikpapan diserang oleh 20 orang pembajak bersenjata api yang menggunakan 2 speed boat dan naik dari sisi lambung kiri kapal. Salah satu ABK mengetahui langsung melaporkan kepada Anjungan (Officer Jaga). Captain Kapal Tanker menerima laporan dan memerintahkan untuk mengaktifkan emergency response onboard dan pada saat yang bersamaan Captain Kapal melaporkan posisi koordinat kapal kepada Company Security Officer.

Selama serangan oleh pembajak, seluruh awak kapal disandera di anjungan kapal. Komunikasi terputus, kapal tanker dikuasai oleh pembajak dan memaksa membawa kapal keluar dari perairan Balikpapan. Jangkar kapal terseret dan menghantam jaringan pipa minyak bawah laut 16 inch dari Field Tanjung menuju Kilang Balikpapan. Anjungan Minyak Lepas Pantai Sepinggan milik Pertamina juga tidak luput dari serangan para pembajak.

Pembajak menuntut pembayaran tebusan sebesar 10 juta dolar AS yang harus ditransfer ke rekening bank negara asing dan 10 miliar rupiah diserahkan dalam bentuk tunai. Pembajak mengancam akan mengeksekusi satu per satu awak kapal setiap 5 menit jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi.

Pasukan TNI AL melakukan pengintaian dari NUI (Normalize Unman Installation) untuk persiapan penyerangan. Tidak butuh waktu lama, pasukan elit TNI AL dengan taktis melakukan penanggulangan dan serangan dari udara, atas permukaan laut dan infiltrasi dari bawah air serta melaksanakan Rubber Duck operation (RDO) untuk mengepung dan mengatasi situasi di MT Sanga-Sanga dan anjungan lepas pantai (oil rig) Sepinggan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan infrastrukur energi merupakan objek vital nasional yang harus mendapat pengamanan ketat sehingga dalam pelaksanaannya Pertamina menggandeng sejumlah stakeholder.

Fadjar menambahkan, “Menjaga ketahanan energi nasional sama pentingnya dengan menjaga kedaulatan bangsa, sehingga TNI dan Polri menjadi garda terdepan dalam menjaga aset Pertamina di seluruh Indonesia.”

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, yang diwakili oleh Panglima Komando Armada RI (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya TNI Heru Kusmanto dalam keterangan persnya mengatakan, ”Latihan ini dilaksanakan di perairan Balikpapan karena Balikpapan merupakan tempat eksplorasi yang paling besar di Indonesia, nanti kita juga akan menrencanakan latihan di tempat lain seperti di Indramayu, Plaju juga merupakan obyek vital Nasional yang cukup besar dan juga Sungai Gerong”.

Selain itu menurut Senior Vice President (SVP) HSSE Pertamina bapak Lelin Eprianto, latihan ini uji Holding dan Sub Holding yang saat ini diuji secara layaknya situasi sebenarnya, di Balikpapan ada beberapa Subholding, yaitu mulai dari pencarian sumber, pengolahan, penyaluran dan pengangkutan. Sehingga penting untuk diketahui kesiapannya dalam menghadapi kondisi darurat.

Dalam berbagai kesempatan Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali telah menegaskan bahwa, TNI AL terus memfokuskan diri untuk mencapai kekuatan yang siap dioperasionalkan dalam bentuk kesiagaan dan kesiapan yang tinggi. “Prajurit yang terlatih, modernisasi dan pemeliharaan serta perawatan Alutsista harus memiliki hasil nyata yakni prajurit dan Alutsista yang siap dioperasionalkan dan siap digelar setiap saat sesuai kebutuhan operasi”, tandasnya. – Editor: Husnie