Mengungkap Kekuatan Tradisi dalam Trilogi Opera Mia Johanes: Sebuah Analisis Mendalam

Mengungkap Kekuatan Tradisi dalam Trilogi Opera Mia Johanes: Sebuah Analisis Mendalam

ASKARA – Sebagai sutradara GYTR.art, Mia Johanes menghadirkan kembali keajaiban seni dengan sekuel terbarunya, “GITARJA, Sang Sri Tribhuwana,” yang akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada 7 Desember 2023.

Dalam karya trilogi ini, Mia menegaskan keberanian untuk menggambarkan Nusantara abad XIII sebagai wilayah yang tidak hanya terbatas pada daerah atau etnis tertentu.

Setelah sukses dengan “Gayatri,” opera Majapahit pertama, Mia menjelaskan bahwa setiap cerita dalam trilogi ini memiliki keunikan, romantika, dan perjuangan sendiri. Meskipun membentuk sebuah trilogi, masing-masing kisah berdiri sendiri dengan pertalian benang merah pada tema “opera Majapahit.”

Dalam persiapannya, Mia bersama timnya mempertimbangkan format berbeda, seperti pemutaran film teater dan konser musik, seperti yang telah mereka lakukan dengan sekuel sebelumnya di Museum Majapahit Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Franki Raden, penata musik, berkomitmen untuk menyajikan musik tradisi yang kental melalui Indonesian National Orchestra, memperkuat pengalaman pementasan “GITARJA.”

Pementasan ini akan kembali sepenuhnya dalam format opera, didukung oleh Nino Prabowo sebagai narator, Satya Cipta dan Bethu sebagai pesinden, serta 12 pelakon dari berbagai daerah di Indonesia. Pendukung lainnya termasuk Iwan Hutapea (penata cahaya), Nabil Husein (penata suara), dan Kleting Titis Wiganti (penata kostum).

Dijadwalkan pada Kamis, 7 Desember 2023, di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, pementasan “GITARJA” berdurasi sekitar 1,5 jam. Mia berharap melalui kisah ini, penonton dapat meresapi kekayaan dan kesakralan karakter wanita Nusantara, yang menjadi jembatan bagi Kerajaan leluhur Nusantara hingga keturunan Rajasa dari Majapahit. (Buyil)
Editor: Husnie