Oleh: Bambang Soesatyo *)
ASKARA – Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 dan potensi bencana di beberapa daerah membayangi kegiatan segenap elemen masyarakat mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu 2024. Euphoria Pemilu 2024 dan libur akhir tahun jangan sampai membuat masyarakat lengah. Sebaliknya, tetap waspada terhadap penyebaran wabah varian baru Covid-19 dan juga peduli pada potensi bencana, seperti gempa bumi, erupsi gunung berapi hingga potensi banjir dan tanah longsor.
Imbauan tentang perlunya mewaspadai penyebaran Covid-19 dan kepedulian akan potensi bencana sekarang ini patut dikedepankan karena memang ada urgensinya. Paling utama adalah fakta sedang mewabahnya varian baru Covid-19 yang kemudian diikuti dengan peningkatan jumlah kasus positif di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Saat wabah Covid-19 muncul lagi, mobilitas masyarakat akan meningkat jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), dan juga faktor adanya kerumunan massa peserta kampanye politik.
Selain itu, sudah menjadi fakta pula bahwa jelang akhir dan awal tahun – yang ditandai dengan peralihan musim kemarau memasuki musim hujan — selalu menghadirkan fenomena alam yang tak jarang menghadirkan ekses, seperti curah hujan tinggi, angin puting beliung, gempa bumi hingga banjir dan tanah longsor.
Kementerian Kesehatan RI sudah menginformasi dan juga memastikan penyebaran wabah Covid-19 dengan jumlah kasus positif yang cenderung terus meningkat. Sementara itu, fenomena alam yang menghadirkan ekses bagi warga lokal sudah terjadi di sejumlah daerah, seperti banjir bandang, angin puting beliung yang menimbulkan kerusakan, gempa bumi hingga erupsi gunung berapi. Kecenderungan seperti itu patut diwaspadai oleh semua orang, terutama karena libur Nataru mendorong peningkatan mobilitas masyarakat. Akan ada kerumunan warga di bandara dan pelabuhan, belum lagi kerumunan massa kampanye Pemilu.
Dari hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), muncul perkiraan tentang mobilitas masyarakat sepanjang periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 mencapai 107,63 juta orang, atau 39,83 persen dari total populasi Indonesia. Puncak arus keberangkatan libur Natal 2023 diperkirakan Sabtu 23 Desember 2023, sedangkan puncak arus keberangkatan libur Tahun Baru 2024 diprediksi pada Sabtu, 30 Desember 2023.
Relevan dengan hasil survei itu, Kementerian Kesehatan RI pada Selasa (12/12) mengimbau masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19, karena jumlah kasus baru kembali melonjak. Publik pun didorong untuk kembali disiplin menjalani protokol kesehatan (Prokes), menggunakan masker, serta mengimbau masyarakat kelompok rentan agar segera melengkapi vakinasi atau booster. Imbauan yang sama juga disuarakan pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). IDI menekankan pentingnya masyarakat kembali menjaga protokol kesehatan menyusul peningkatan jumlah kasus Covid-19 akhir-akhir ini.
Bahkan Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan surat edaran tentang waspada terhadap lonjakan Covid-19 bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri. Saat ini, sedang terjadi lonjakan kasus Covid-19 di 104 negara karena varian EG.5, EG.2, HK.3 dan BA.2.86. Di Asia Tenggara, kenaikan kasus Covid-19 tercatat di Filipina, Singapura dan Malaysia. Belakangan ini, kecenderungan yang sama juga mulai terdeteksi di dalam negeri.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa varian baru virus Covid-19, yaitu EG.5 dan EG.2, masuk ke Indonesia Sejak Agustus 2023. Dua varian ini signifikan memicu kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kalau sebelumnya hanya di kisaran 10 sampai 20 kasus baru per minggu, perkembangannya kemudian memang patut diwaspadai, karena memasuki pekan terakhir November 2023, peningkatannya mencapai 267 kasus baru per minggu. Belakangan ini, terlihat kecenderungan peningkatan kasus positif di hampir semua provinsi.
Untuk membangkitkan kepedulian masyarakat, Kementerian Kesehatan hendaknya semakin intensif menyosialisasikan imbauan ini. Dan, tanpa harus menimbulkan panik, semua pemerintah daerah (Pemda) pun patut merespons imbauan dimaksud. Pemda, melalui dinas kesehatan masing-masing, mulai pro aktif mengajak warga waspada terhadap penyebaran varian baru Covid-19, misalnya dengan menyosialisasikan imbauan penggunaan masker di ruang publik dan berupaya melaksanakan Prokes, termasuk menghindari kerumunan orang.
Selain karena faktor mewabahnya varian baru Covid-19, Kementerian Kesehatan juga mengimbau masyarakat mewaspadai peningkatan kasus pneumonia di Indonesia. Kendati total kasus yang terkonfirmasi mycoplasma pneumonia belum banyak, masyarakat diimbau untuk tidak lengah. Upayakan untuk memakai masker di ruang publik guna menghindari kemungkinan infeksi sistem pernafasan akibat bakteri mycoplasma pneumonia yang sedang mewabah.
Selain itu, tak kalah pentingnya adalah mewaspadai dan peduli akan potensi bencana yang ditimbulkan oleh fenomena alam yang saat ini bertransisi dari musim kemarau ke musim hujan. Transisi musim itu tak jarang menghadirkan ekses, dan semua orang sudah pernah mengalami dampaknya. Beberapa peristiwa atau bencana skala kecil sudah terjadi di beberapa daerah.
Sejak awal Desember 2023 misalnya, terjadi gempa bumi di sejumah daerah. Pada Sabtu (2/12) tengah hari, kota Malang diguncang gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,2. Setelah itu, Pulau Karatung di Sulawesi Utara pun digetarkan gempa bumi M 5,6 pada 7 Desember 2023. Keesokan hari, Jumat (8/12) dini hari pukul 02.00 WIB, Kota Bogor, Jawa Barat, pun diguncang gempa berkekuatan M 4,0, yang getarannya dirasakan hingga Sukabumi dan sekitarnya.
Di hari pertama bulan Desember 2023 malam, banjir bandang dan tanah longsor terjadi di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan Toba, dengan luas Daerah Tangkapan Air (DTA) mencapai 478,28 hekar. Area terdampak banjir mencakup ladang, pertanian serta pemukiman di desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan. Seminggu kemudian, tepatnya Jumat (8/12), sejumlah wilayah di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, juga terjadi tanah longsor dan banjir bandang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo mencatat, dua orang meninggal dunia dalam kejadian tanah longsor.
Selain itu, erupsi dua gunung berapi baru-baru ini pun hendaknya mendorong masyarakat untuk waspada. Setelah erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Gunung Merapi di Jawa Tengah menunjukan aktivitas kegempaan dan mengeluarkan awan panas sejak Jumat (8/12) dan tujuh kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak. Tercatat delapan kali gempa awan panas guguran, 27 kali gempa guguran, tujuh kali gempa fase banyak, dan empat kali gempa vulkanik dangkal.
Sejumlah contoh kasus ini mengingatkan segenap elemen masyarakat untuk selalu waspada akan wabah penyakit saat ini, serta peduli potensi bencana dan selalu mengutamakan kehati-hatian. Khusus untuk daerah rawan bencana, Pemda didorong untuk memulai mitigasi bencana guna meminimalisir risiko dan potensi kerugian masyarakat.
*) Ketua MPR RI/Dosen Pascasarjana Universitas Pertahanan RI (UNHAN), Universitas Borobudur, Universitas Terbuka (UT) dan Universitas Perwira Purbalingga
Editor: Husnie