Ika Puspitasari Membangkitkan Inovasi dan Kreativitas Kota Mojokerto di Era Digital

Ika Puspitasari Membangkitkan Inovasi dan Kreativitas Kota Mojokerto di Era Digital

Oleh: Khalisha Rami Yamsri *

ASKARA – Tidak hanya terbatas pada penemuan ide-ide baru saja, inovasi juga mencakup kesuksesan identifikasi gagasan dan proses mewujudkan ide tersebut dengan cara kreatif yang baru (Adair, 2007). Sejatinya, proses berinovasi ditujukan untuk mengubah ide menjadi produk atau layanan yang berguna, praktis, dan komersial secara bertahap agar menghasilkan perubahan yang berkelanjutan.

Sejalan dengan prinsip ini, Ika Puspitasari, Walikota Mojokerto periode 2018–2023, mengadopsi konsep inovasi ke dalam kepemimpinannya. Pergeseran paradigma kepemimpinan tersebut dilaksanakan setelah walikota pendahulunya lengser dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap. Bersama wakilnya, Achmad Riza Zakaria, Walikota yang akrab disapa Ning Ita tersebut giat membenahi dan membangun Kota Mojokerto sesuai dengan jargonnya, “Maju Melangkah, Ayo Berbenah”.

Membingkai Kepemimpinan Inovatif dan Kreatif ala Ika Puspitasari

Reformasi tata kelola pemerintahan yang baik tidak dapat dilepaskan dari peran serta sumber daya manusia di wilayah pemerintahan tersebut. Berdasarkan Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto, selama sepuluh tahun terakhir, keseluruhan komponen IPM di kota ini selalu menunjukkan peningkatan. Di samping itu, Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan oleh BPS Kota Mojokerto juga memberikan interpretasi positif, yakni 71,10% dari 132.434 penduduk Kota Mojokerto berada di usia produktif.

Dengan potensi pengembangan yang menjanjikan tersebut, sudah sepatutnya kota ini dipimpin oleh pribadi yang inovatif dan mampu mendorong buah pemikiran kreatif. Kepemimpinan inovatif menurut Marques memperkuat pernyataan tersebut. Menurutnya, kepemimpinan inovatif adalah tentang mendorong orang-orang yang memiliki gagasan baru dan membantu mereka mengeksplorasi ide tersebut (Marques, 2021).

Tidak hanya itu, Lahoub dalam Al-Zoubi memberikan pandangannya mengenai kepemimpinan kreatif sebagai salah satu pendekatan modern yang digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja institusi, sedangkan pemimpin kreatif mengubah keadaan umum kebijakan melalui sumber daya manusia dan keuangan yang tersedia guna merumuskan visi untuk kemajuan masa depan (Al-Zoubi, Issa, & Musallam, 2023).

Berkaitan dengan teori kepemimpinan inovatif dan kreatif yang diberikan, Walikota Ika mengaktualisasi konsep tersebut dengan menggelar lomba inovasi pelayanan publik sebagai bentuk pewadahan kreativitas instansi di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Perlombaan diikuti oleh 20 instansi terbaik dengan inovasi pelayanan publiknya masing-masing. Salah satunya adalah inovasi program Canting Gula Mojo atau akronim dari “Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto” oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) yang berhasil masuk tahap presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 oleh Kemenpan RB.

Bentuk dukungan terhadap kreativitas pemerintahan Kota Mojokerto kembali digelar oleh Walikota Ika dengan tajuk Mojo Indah (Mojokerto Inovasi daerah). Instansi yang lolos selanjutnya diusung untuk mengikuti Inovasi Daerah dan Inovasi Teknologi (Inotek Award) 2023 se-Jawa Timur.

Kota Mojokerto membawa inovasi di bidang pendidikan yang dikenal sebagai Amping atau “Ayo Main Ping: Inovasi Pembelajaran Matematika”. Inovasi ini dilatarbelakangi oleh kepedulian Tim Amping terhadap perkembangan kemampuan matematika dan kognitif siswa sekolah dasar di Mojokerto.

Kepemimpinan inovatif dan kreatif Walikota Ika melahirkan sejumlah inovasi lintas sektor dari dinas dan satuan kerja di Pemerintah Kota Mojokerto. Dinas Komunikasi dan Informatika melahirkan inovasi SITI PINTER atau Sinau Teknologi Informasi Program Telecenter sebagai bentuk dorongan Kota Mojokerto yang ‘melek’ teknologi.

Layanan Penerbitan Akta Kematian Terpadu dan Tanggap atau LAPAK TETANGGA merupakan inovasi dari Dinas Kependudukan Catatan Sipil yang memberikan kemudahan pengurusan akta kematian di RSUD dan kantor kelurahan.

Masih banyak inovasi lain yang menjadi highlight dalam kepemimpinan Walikota Ika. Upaya ini merupakan realisasi janjinya dalam membangun dan membenahi Kota Mojokerto.

A Tech-savvy City

Inovasi kepemimpinan yang diwujudkan Walikota Ika berjalan beriringan dengan optimalisasi teknologi. Nuryadin berpendapat bahwa kepemimpinan di era digital dapat membantu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, khususnya di pemerintah daerah. Pemanfaatan teknologi juga digunakan untuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakat dan mendapat masukan yang berguna dalam pengambilan kebijakan publik (Nuryadin, 2023).

Aspek digitalisasi yang sangat akrab dengan proses birokrasi Kota Mojokerto tercermin selama masa pandemi Covid-19. Kota Mojokerto menggunakan sistem satu data berbasis aplikasi yang digunakan sebagai forum koordinasi lintas sektor, pelaporan dan pencatatan kasus Covid, serta pendataan capaian vaksinasi. Inovasi berbasis digital ini dikenal dengan nama Gayatri yang juga berhasil masuk ke dalam TOP 15 KIPP 2023 se-Indonesia.

Masifnya inovasi Walikota Ika merupakan lawan dari komponen hambatan inovasi yang ditulis oleh Lucy Gowers dalam The Ten Barriers to Innovation. Berdasarkan tulisannya, Gowers menyatakan bahwa rasa takut akan kegagalan, aspek kepemimpinan yang buruk, berpikir jangka pendek, kolaborasi yang minim menjadi pemicu organisasi gagal untuk berinovasi.

Oleh karenanya, Walikota perempuan pertama di Mojokerto tersebut kembali melebarkan sayap inovasinya dalam transformasi digital organisasi pemberdayaan keluarga, PKK, menjadi e-PKK. Melalui aplikasi tersebut, seluruh dokumen administrasi PKK Kota Mojokerto secara berjenjang dapat terekam secara digital.

Tidak hanya itu, Walikota Ika kemudian menggandeng perusahaan financial and technology (fintech) lokal, PT. Bimasakti Multi Sinergi, dalam mengoptimalkan pelayanan transaksi digital di Kota Mojokerto.

Eric Sheninger dalam Digital Leadership: Changing Paradigms for Changing Times menyebutkan salah satu pilar kepemimpinan di era digital adalah keterlibatan komunitas. Melalui community engagement tersebut, Ning Ita bertekad untuk meningkatkan kerjasama dengan merchant aggregator QRIS, layanan pembayaran dengan virtual account, pelatihan digital pada UMKM, serta digitalisasi pembayaran pajak dan retribusi daerah.

Mojokerto Sahabat Prestasi

Keberhasilan inovasi dan digitalisasi Kota Mojokerto di bawah Walikota Ika tentu mendapat perhatian khusus secara nasional. Selama masa kepemimpinannya ini, Kota Mojokerto berhasil menyabet segenap penghargaan di bidang inovasi pelayanan publik. Tahun 2022, Kota Mojokerto berhasil meraih peringkat pertama sebagai kota paling inovatif dalam penghargaan tingkat nasional Innovative Government Awards. Sebelum dinobatkan di posisi pertama, Kota Mojokerto sempat menempati posisi ke-327 di tahun 2019. Selanjutnya, peringkat Kota Mojokerto membaik, seperti di tahun 2020 menempati peringkat 42. Di tahun 2021, Kota Mojokerto berhasil masuk 10 besar, yaitu di peringkat 7 sebelum akhirnya menjadi yang pertama di 2022.

Inovasi digital di Kota Mojokerto juga berimplikasi pada naiknya indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dari skor 2,92 di tahun 2021 menjadi 3,32 di tahun 2022. Capaian digitalisasi pemerintahan tersebut mendapatkan penghargaan Anugerah Inovasi Pembangunan Terpuji pada kategori Digitalisasi Pemerintahan oleh Detik Jatim Awards 2023. Tak hanya itu, Indeks Pembangunan Pemerintah Kota Mojokerto pun mendapat predikat baik dalam Program Evaluasi Penyelenggaraan Statistik Sektoral (EPSS) 2023 dan menerima penghargaan “Anindhita Wistara Data” dari BPS.

Prestasi Walikota Ika dalam membangun Kota Mojokerto dibuktikan ketika Pemkot Mojokerto meraih empat penghargaan sekaligus pada KI Awards oleh Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur. Dalam satu hari, Kota Mojokerto berhasil mendapat apresiasi dalam Kualitas Informasi Terbaik, Sarana dan Prasarana Terbaik, Kategori Informatif, serta Badan Publik Terbaik dengan perolehan nilai tertinggi dari Kabupaten/Kota di Jawa Timur, yaitu 98,64.

Kota Mojokerto merupakan kota terkecil di Provinsi Jawa Timur dengan keterbatasan sumber daya alam. Berdasarkan kondisi ini, peningkatan mutu sumber daya manusia sebagai elemen kunci pembangunan daerah melalui pengadaan inovasi merupakan langkah tepat yang diambil oleh Walikota Ika. Kepemimpinan inovatif dan kreatif yang diusung selama masa jabatannya tidak hanya berimplikasi positif terhadap reputasi Kota Mojokerto, tetapi juga memberikan pemberdayaan kepada pemerintah kota dalam melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik.

Kemajuan Kota Mojokerto menjadi bukti bahwa inovasi dan kreativitas yang dihimpun, dikelola, dan direalisasikan sejalan dengan optimalisasi teknologi digital dapat meningkatkan kapasitas daerah dalam menjalankan fungsi governansinya.

* Mahasiswa Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Administrasi, Departemen Ilmu Administrasi Negara
        
Editor: Theo Agoy