Srategi Percepatan Pembangunan: Program Hasil Terbaik Cepat [Makan Siang di Sekolah dan Bantuan Gizi]

Srategi Percepatan Pembangunan: Program Hasil Terbaik Cepat [Makan Siang di Sekolah dan Bantuan Gizi]

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045]

Program Hasil Terbaik Cepat 1: Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil

Stunting (tengkes) atau gagal tumbuh sesuai kurva pertumbuhan normal adalah masalah mendesak yang harus segera ditangani secara langsung oleh pemerintah. Jika ada anak Indonesia yang stunted, maka sulit baginya untuk bisa cemerlang di usia produktif.

Di era Presiden Jokowi, pengawalan program stunting dilakukan secara langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Saat ini angka stunting nasional sudah turun dari 37% di 2014 ke 21% di 2022. Penurunan 16% dalam 8 tahun adalah pencapaian yang cukup baik.

Di bawah pengawasan langsung Wakil Presiden, telah terlaksana pemberian bantuan nutrisi langsung ke keluarga rawan stunting (KRS) yang totalnya sekarang 21 juta keluarga. Misalkan di tahun 2023 ini ada pemberian ayam dan telur ke keluarga rawan stunting di provinsi-provinsi dengan jumlah keluarga rawan stunting tertinggi.

Namun angka 21% stunting masih terlalu tinggi. Jika populasi muda Indonesia ada 100 juta orang, artinya 21 juta orang gagal tumbuh. Artinya 21 juta orang sulit mencapai potensi hidup. Sulit mencerna informasi dengan baik. Sulit belajar dan berprestasi di sekolah dan di tempat kerja. Bukan tidak mungkin, tapi sulit.

Kita bisa lihat, di negara-negara maju, angka stunting-nya 3% atau kurang dari 3%. Di Norwegia, Swedia, Belanda, Austria dan Belgia angkanya 2%. Di negara-negara ini masih ada stunting, tapi umumnya bukan karena anak-anak kurang makan atau kurang nutrisi, tapi karena kebetulan lahir di rumah tangga yang tidak kondusif untuk pertumbuhannya.

Belajar dari negara-negara lain, kita perlu memperluas usaha negara mengentaskan stunting dengan memberikan makan siang harian kepada siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren. Bantuan gizi juga perlu diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga.

Program seperti ini telah dilakukan di banyak negara. Bahkan di India, program makan siang gratis di sekolah merupakan keputusan Mahkamah Konstitusi India di tahun 2005 yang harus dilakukan oleh siapapun yang menjabat Perdana Menteri India.

Di negara-negara yang telah melakukan program ini angka stunting turun signifikan. Selain itu, angka kehadiran anak di sekolah juga meningkat. Pencapaian anak-anak di sekolah juga meningkat. Sekolah jadi menyenangkan – waktu makan siang jadi waktu yang sangat ditunggu anak-anak.

Orang tua juga terbantu, karena tidak perlu menyiapkan bekal untuk anak. Orang tua juga tidak khawatir apakah anaknya makan sehat di sekolah. Makan siang disediakan negara.

Source: https://prabowosubianto.com/srategi-percepatan-pembangunan-program-hasil-terbaik-cepat-makan-siang-di-sekolah-dan-bantuan-gizi/