Rabu Abu: Awal Puasa 40 Hari bagi Umat Katolik di Seluruh Dunia

ASKARA – Umat Katolik di seluruh dunia merayakan Misa Hari Rabu Abu sebagai awal dari masa pra-Paskah dalam liturgi tahun Gereja. Hal serupa juga terjadi di Paroki Santo Albertus, Harapan Indah, Bekasi, Rabu (14/2).

Pada perayaan Misa Kudus Rabu Abu, umat yang hadir terlihat memiliki tanda abu di dahi sebagai simbol pertobatan. Selain sebagai pengingat masa pra-Paskah, Rabu Abu juga menandai dimulainya masa puasa dan berpantang.

Rabu Abu dianggap sebagai lambang kesedihan karena manusia telah berbuat dosa. Ketika pastor atau prodiakon mengoleskan abu di dahi umat, dia mengucapkan kata-kata, “Ingatlah bahwa kamu adalah debu, dan kamu akan kembali menjadi debu.”

Abu yang digunakan berasal dari daun palem perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana abu ditaburkan sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan.

Pada hari Rabu Abu, umat Katolik berusia 18–60 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.