Sebelum membeli mobil Chevrolet Spin bekas, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah ketersediaan suku cadang yang sulit dijumpai karena hengkangnya brand Chevrolet dari Indonesia. Harga suku cadang yang lebih mahal dan harus diimpor dari negara tetangga juga menjadi masalah lain. Meskipun begitu, suku cadang asli GM cenderung lebih awet dalam penggunaannya.
Selain itu, Chevrolet Spin bekas tidak memiliki pilihan transmisi otomatis kecuali pada varian teratas dengan mesin bensin 1.5L. Beberapa pemilik juga mengeluhkan pedal kopling yang terasa keras seiring dengan usia pakai kendaraan tersebut. Mesin diesel Chevrolet Spin juga memiliki karakter turbo lag pada tarikan bawahnya, meskipun konsumsi BBM-nya tergolong irit.
Pilar A Chevrolet Spin yang tebal membuat blind spot saat berbelok, sehingga pengemudi harus berhati-hati. Mobil ini juga masih menggunakan power steering model hidrolik yang memerlukan perawatan secara berkala, dan lingkar kemudinya terasa lebih berat dibandingkan dengan kompetitornya yang menggunakan Electric Power Steering (EPS).
Kenyamanan jok baris kedua pada tipe terendah Chevrolet Spin dirasakan kurang nyaman dan tidak mendukung tubuh dengan baik. Head unit mobil ini juga belum dilengkapi layar sentuh, sehingga pengaturannya hanya melalui tombol fisis yang terkesan jadul. Selain itu, jok baris kedua tidak bisa digeser untuk mendapatkan ruang kaki yang lebih luas, dan baris ketiganya tidak sebaik Avanza-Xenia.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan, Chevrolet Spin bekas tetap menjadi pilihan menarik dengan harga yang terjangkau dan kenyamanan berkendara yang baik. Jadi, pastikan untuk mempertimbangkan semua faktor ini sebelum memutuskan untuk membeli mobil bekas Chevrolet Spin.