7 Fakta Pabrik Baterai Mobil Listrik di Karawang yang Jadi Terbesar se-Asia Tenggara

7 Fakta Pabrik Baterai Mobil Listrik di Karawang yang Jadi Terbesar se-Asia Tenggara

PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green jadi perusahaan pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang memiliki fasilitas pabrik baterai mobil listrik secara lokal.

Kehadiran pabrik baterai ini disebut-sebut menandai menandai komitmen Hyundai Motor Group bersama dengan pemerintah untuk mempercepat visi Indonesia dalam memiliki ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) yang komprehensif.

Pasalnya, pabrik ini diklaim jadi yang pertama yang memberikan investasi substansial mulai dari mengolah bahan baku, memproduksi sel baterai dan battery pack. 

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Terbesar Se-ASEAN di Karawang

Executive Chair Hyundai Motor Group, Euisun Chung saat memberikan sambutan diresmikannya pabrik sel baterai.

Menurut Executive Chair Hyundai Motor Group, Euisun Chung, fasilitas pabrik produksi baterai EV merupakan sumber kebanggaan bagi semua pihak.

“Ini adalah bukti kemajuan yang telah kami capai dan tanda kuatnya kolaborasi yang kami lakukan. Kolaborasi ini menegaskan kembali bahwa dengan bekerja sama, Hyundai dan Indonesia dapat membentuk masa depan ekosistem EV, tidak hanya di Asia tapi di seluruh dunia,” ungkap Euisan, Rabu (3/7/2024).

Dengan adanya pabrik produksi sel baterai secara lokal, maka hal ini dianggap dapat memposisikan Indonesia sebagai pemain utama di pasar EV regional, mendorong inovasi teknologi dan memperkuat ekosistem EV di Indonesia.

Baca juga: All New Hyundai Kona Electric Buatan Indonesia Diperkenalkan, Sudah Terpesan Lebih dari 300 Unit

Fakta Pabrik Baterai Mobil Listrik HLI Green Power

Dengan adanya pabrik baterai yang dimiliki PT HLI Green Power, maka ada beberapa fakta menarik yang bisa diketahui.

1. Diresmikan Presiden Jokowi 

Presiden Joko Widodo hadir dalam peresmian pabrik baterai PT HLI Power Green

Pabrik PT HLI Green Power diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo, beserta para menteri-menterinya.

Ya, beberapa Menteri yang ikut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Selain itu, ada pula Minister of Trade, Industry, and Energy the Republic of Korea Jeong In-kyo, Korean Ambassador to Indonesia Lee Sang-deok, Executive Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung, Executive President LG Energy Solution Kim Dong Myung.

Baca juga: Hyundai Kona Electric 2024 Sudah Bisa Dipesan, 500 Konsumen Pertama Gratis Biasa Ngecas Baterai Setahun

2. Investasi Rp13,5 triliun

Pabrik baterai EV disebut menelan investasi hingga Rp13,5 triliun, untuk membuat sejumlah fasilitas di atas lahan seluas 319.000 meter persegi. 

Dengan investasi yang cukup besar ini, pabrik tersebut akan memproduksi baterai sebanyak 10 GWH per tahun dan jadi terbesar di kawasan Asia tenggara.

Sedangkan untuk investasi awal untuk lahan telah beberapa tahun lalu, dan disebutkan dananya mencapai USD 60 juta. 

Adapun groundbreaking pabrik ini sudah mulai dilakukan pada September 2021.

3. Hasil Kolaborasi 

Penandatangan Nota Kesepahaman antara President and CEO Hyundai Mobis Sung Hwan Cho dengan President LG Energy Solution, dan Jong Hyun Kim, di kantor pusat LG Energy Solution, Seoul disaksikan Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia. 

Kehadiran PT HLI Green Power ternyata merupakan perusahaan joint venture, antara Hyundai Motor Company dan LG Energy Solution, termasuk ada peran PT Indonesia Battery Corporation (IBC).

Kesepakatan perusahaan untuk membangun PT HLI Green Power telah dilakukan jauh-jauh hari.

Bahkan penandatangan untuk berinvestasi dilakukan  resident and CEO Hyundai Mobis Sung Hwan Cho dengan President LG Energy Solution, dan Jong Hyun Kim, di kantor pusat LG Energy Solution, Seoul disaksikan Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia. 

Lalu, PT IBC sendiri akan menyediakan dan mengelola sejumlah bahan baku sel baterai, seperti nikel, bauksit, tembaga dan lainnya. 

4. Puluhan Ribu Baterai

Pabrik PT HLI Green Power disebutkan akan memproduksi 50.000 Battery System Assemblies (BSA) untuk membuat mobil listrik berbasis baterai murni setiap tahunnya.

Nah, dengan menggunakan material yang ada di Indonesia, maka baterai yang dibuat pabrik ini berjenis NCM (Nickel, Cobalt, Manganese) Lithium.

Oia, jenis baterai NCM Lithium ini juga sudah digunakan oleh Hyundai IONIQ 5, dan nantinya PT HLI akan menyuplai untuk Kona EV yang diproduksi PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).

Dengan tambahan jumlah baterai yang dibuat PT HLI Power Green, PT HMMI akan meningkatkan kapasitas produksi EV menjadi 70.000 unit pada tahun ini dengan total kapasitas produksi 150.000 unit per tahun.

5. Untuk Mobil Hyundai Kona

Hyundai KONA EV

Seperti disebutkan di atas, baterai yang dibuat PT HLI nantinya akan digunakan memproduksi EV. 

Nah, satu diantaranya adalah Hyundai Kona EV yang dibuat oleh PT HMMI di Bekasi, Jawa Barat, dimana pabrik ini juga sudah menggarap Hyundai IONIQ.

Meski begitu, bukan tak mungkin setelah Hyundai Kona EV, akan muncul lagi sejumlah mobil listrik Hyundai yang diproduksi secara lokal.

Pasalnya, pasar mobil listrik juga bukan hanya dipasarkan di Indonesia, tapi juga di sejumlah negara lain. 

Alhasil tak menutup kemungkinan mobil listrik  Hyundai yang dibuat di Indonesia akan masuk pasar ekspor.

6. Bisa Didaur Ulang 

Hyundai telah menerapkan sistem daur ulang baterai EV yang memiliki masa pakai dengan periode penggunaan terbatas, dikenal sebagai Used Battery Energy Storage System (UBESS). 

Sistem ini menggunakan kembali baterai yang telah terpakai menjadi unit penyimpanan energi, dengan potensi untuk memfasilitasi distribusi energi ke daerah-daerah terpencil.

Untuk semakin melengkapi ekosistem EV di Indonesia, Hyundai mendukung akses pengisian daya lebih mudah dengan membangun lebih dari 240 jaringan stasiun pengisian daya.

Bahkan pengisian daya tersebut termasuk Ultra Fast Charging Station tercepat di Indonesia dengan sertifikat IP54, tempat pengisian daya ini akan dibuat tahan terhadap air dan aman dalam kondisi hujan.

7. Menyerap Tenaga Kerja

Sama seperti perusahaan yang membuat pabrik untuk berinvestasi di Indonesia, maka nantinya akan ada lahan baru untuk lapangan kerja. 

Maka dari itu, dengan adanya pabrik sel baterai EV ini setidaknya terbuka 1.000 karyawan yang dipekerjakan. 

Tentu saja penyerapan tenaga kerja lokal Indonesia sangat diharapkan untuk mengurangi jumlah pengangguran.

@autofun.indonesia Cek dulu Cing, catatan konsumsi energi Hyundai Ioniq 6 waktu libur lebaran lalu! #reviewmobil #hyundai #ioniq6 #reviewmobillistrik #ev #mobillistrik #tipsmobil ♬ 80’s style background music(1405364) – Green Woodpecker

Source link

Exit mobile version