Tak ada seorang pengemudi ingin mengalami kecelakaan, apalagi bisa menyebabkan cedera parah hingga berujung kehilangan nyawa.
Menyoal kecelakaan inilah, pembalap Nasional Rifat Sungkar menjelaskan beberapa penyebab kecelakaan yang sering terjadi di jalan raya.
Ya, Rifat yang juga merupakan brand ambassador Mitsubishi Indonesia menyebutkan, kecelakaan yang terbesar di Indonesia banyak disebabkan karena human error.
Baca juga: Viral Kecelakaan Porsche Cayman Tabrak Pantat Truk di Tol Dalam Kota
“Banyak orang yang merasa sudah aman dengan safety feature. Jadi mobil dengan safety feature terbaik yang dia pakai, berarti sudah aman. Nggak gitu juga,” ungkap Rifat saat ditemui disela diskusi safety driving bersama Mitsubishi beberapa waktu lalu di GIIAS 2024.
Kata Rifat, banyak pemilik mobil yang memiliki fitur keselamatan dan keamanan terkini, namun faktanya tidak paham dan memahami bagaimana cara kerjanya.
“Contoh kecil, ada pemilik mobil yang sudah menggunakan pengereman ABS, tapi setelah diuji dengan kondisi jalan licin ditambah air dan sabun, pengemudi tersebut justru menganggap bahwa remnya rusak, karena dianggap jalannya licin, kemudian remnya rusak bersuara krek-krek,” jelas Rifat.
Baca juga: 6 Kecelakaan Lalu Lintas yang Tidak Mendapatkan Santunan Jasa Raharja
Artinya, meski fitur canggih sudah dibenamkan pada sebuah mobil, namun faktanya masih banyak yang tidak mengetahui bagaimana cara menggunakannya.
“Jadi kecelakaan terjadi setelah fitur keselamatan kerja. tapi banyak orang nggak tahu, jadi Safety Feature yang kita miliki harus kita pahami juga,” ujar RIfat.
Baca juga: Biar Angka Kecelakaan Bisa Ditekan, Bakal Ada Pengawasan Jual Beli Bus Bekas
Kurang Toleransi Antar Pengendara
Rifat juga menyatakan, penyebab kecelakaan lainnya bisa karena kurangnya toleransi para pengguna kecelakan.
“Sengebut-ngebutnya mobil F1, nggak ada yang balik arah, tapi kalau di jalan raya, sepelan-pelannya ada saja orang dari arah depan, perempatan dan penyeberangan,”
Tak sampai disitu, kata Rifat, kecelakaan yang juga banyak disebabkan oleh human error adalah tidak peduli terhadap waktu.
Pasalnya, banyak pengguna jalan raya memacu kecepatan mobil di jalan dengan alasan ingin cepat sampai tujuan, namun tidak mengindahkan peraturan termasuk lalu lintas.
“Untuk mengurangi resiko, kita harus berangkat satu jam lebih cepat, dan tidurlah satu jam lebih cepat, dengan begitu semuanya bisa lebih santai. Tapi di Indonesia ini punya kebiasan, mudah-mudahan nggak macet, mudahan-mudahan yang lain telat juga, mudah-mudahan tempat parkirnya ada,” ucapnya.
Karena adanya tekanan waktu itulah, banyak pengemudi menjadi tidak konsentrasi dalam mengemudi, karena dirinya sedang mendapatkan tekanan waktu agar cepat sampai tujuan.
Saat mengemudi, Rifat menyatakan, hal yang banyak menyelamatkan pengemudi untuk menghindari sebuah kecelakaan adalah pikiran di bawah alam sadar.
“Karena kita juga tahu ada impresi orang lain terhadap diri kita bagus, karena kita juga punya reputasi datangnya lebih cepat,” ucapnya.
Rifat juga menyebutkan, beberapa hal lainnya yang bisa menyebabkan pengemudi mengalami kecelakaan adalah:
- Pengemudi tidak dapat menguasai kendaraannya
- pengemudi kehilangan kesadaran
- Pengemudi tidak dapat memahami jalan dan lingkungannya
- Pengemudi tidak dapat memahami gerakan pengguna jalan lain