Evaluasi Jubir Dan Utusan Khusus Presiden: Penemuan Menjanjikan

Evaluasi Jubir Dan Utusan Khusus Presiden: Penemuan Menjanjikan

Dua tokoh penting di istana, Juru Bicara Kepresidenan Adita Irawati dan Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana Habiburrahman, baru-baru ini melakukan blunder dalam komunikasi mereka. Keduanya terlihat kurang bijaksana dalam pemilihan kata-kata yang digunakan, dengan Adita menggunakan kata ‘rakyat jelata’ dan Miftah menggunakan kata ‘goblok’. Kedua pilihan kata tersebut mencerminkan kurangnya pemahaman Adita dan Miftah tentang psikologi, sosiologi, budaya, dan etika masyarakat Indonesia, sehingga komunikasi mereka terasa kurang sensitif.

Komitmen terhadap hubungan interpersonal dalam berkomunikasi juga terlihat terabaikan, dengan Adita dan Miftah terkesan kurang empati dalam menyampaikan pesan mereka. Komunikasi mereka juga terkesan tidak seimbang, dengan kedua tokoh tersebut terlihat seolah-olah memposisikan diri mereka lebih tinggi daripada audiens mereka. Hal ini menunjukkan ketidaktahuan mereka terhadap audiens mereka, yang seharusnya menjadi fokus utama dalam berkomunikasi.

Sebagai orang-orang dekat dengan Presiden, Adita dan Miftah seharusnya mencerminkan karakter dan kepentingan Presiden dalam setiap komunikasi mereka. Namun, terlihat bahwa gaya komunikasi mereka jauh dari apa yang ditampilkan oleh Presiden Prabowo, yang cenderung tegas, langsung, egaliter, dan menggunakan kata-kata dengan bijak. Oleh karena itu, pemilihan Adita dan Miftah sebagai jubir dan utusan khusus Presiden diragukan karena terkesan lebih berdasarkan kedekatan personal daripada kompetensi dan integritas.

Untuk mencegah hal serupa terulang di masa depan, penting untuk mengevaluasi ulang jabatan jubir dan utusan khusus Presiden. Mereka yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan sebaiknya segera diganti, agar mereka tidak menjadi beban bagi Presiden. Ironisnya, jika staf khusus dan jubir Presiden malah merusak reputasi dan citra Presiden, sedangkan tugas utama merekalah seharusnya membantu membangun dan menjaga reputasi dan citra tersebut. Oleh karena itu, evaluasi terhadap para jubir dan utusan khusus Presiden harus dilakukan dengan cermat demi kebaikan bersama.