Beberapa pelajar di berbagai wilayah di Papua telah mengadakan aksi demonstrasi menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Aksi tersebut berlangsung secara serentak di daerah-daerah seperti Jayawijaya, Yalimo, Jayapura, dan Nabire. Dalam orasi mereka, para pelajar dari SMP, SMA, dan SMK menuntut agar program MBG diganti dengan program pendidikan gratis, dengan alasan bahwa pendidikan gratis lebih penting daripada makan gratis yang dijanjikan oleh pemerintah pusat.
Menanggapi aksi tersebut, anggota DPR RI Fraksi Gerindra Yan Mandenas menjelaskan bahwa program MBG dan pendidikan gratis menggunakan sumber anggaran yang berbeda. Program MBG didanai sepenuhnya oleh APBN, sementara pendidikan gratis sudah diakomodir dalam dana Otsus. Mandenas menjelaskan bahwa sebelum revisi pada tahun 2021, alokasi dana Otsus untuk pendidikan di Papua adalah sebesar 30 persen, dengan sebagian besar dana dialokasikan untuk kabupaten/kota.
Sebagai bagian dari Pansus Revisi Otsus, Mandenas berpendapat bahwa jumlah pelajar di Papua masih dapat dibiayai melalui anggaran pendidikan dari dana Otsus, sehingga pendidikan gratis tidak perlu dikorbankan demi program MBG. Ia juga mengingatkan agar aksi demonstrasi tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik, dan bahwa program MBG merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM di Papua.
Mandenas berharap agar program MBG dan pendidikan gratis tidak dipertentangkan, dan meminta masyarakat Papua untuk mengawasi penggunaan dana Otsus agar benar-benar dimanfaatkan untuk pendidikan dan kesehatan. Ia juga mendesak agar aturan yang menghambat pembiayaan pendidikan dan kesehatan dari dana Otsus direvisi untuk memudahkan pelaksanaan dua program strategis di Papua.