Pancasila Hidup Melalui Konservasi Jampinang di Yayasan Paseban

Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Yayasan Paseban mengadakan kegiatan penanaman pohon di Desa Paseban, Megamendung, Kabupaten Bogor.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar penanaman pohon, tetapi juga sebagai bentuk nyata dari penerapan nilai-nilai Pancasila dalam melestarikan lingkungan dan memperbaiki hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Desa Paseban memiliki peran strategis dalam ekosistem Jawa Barat. Sebagai bagian dari Cagar Biosfer Cibodas dan koridor habitat alami Gunung Gede Pangrango, daerah ini dihadapkan pada tekanan aktivitas manusia dan topografi yang ekstrem.

Oleh karena itu, tindakan konservasi menjadi sangat penting, terutama dengan mengambil Pancasila sebagai pedoman moral dalam upaya pelestarian lingkungan.

Yayasan Paseban menerapkan model pertanian organik berbasis konservasi sebagai salah satu solusi konkret. Pendekatan ini menekankan harmoni antara manusia, tanah, air, dan keanekaragaman hayati.

Dengan agroekologi, pertanian organik dapat menjaga kesuburan tanah dan kualitas air, sambil menciptakan sistem pangan yang sehat, adil, dan berkelanjutan. Prinsip ini mencerminkan nilai Keadilan Sosial dalam praktik pertanian dan ekologi.

Kegiatan penanaman pohon Taru Jampinang menjadi sorotan utama dalam acara tersebut. Pohon ini dikenal sebagai “Pohon Pancasila” karena memiliki makna simbolis yang mendalam.

Akar kuatnya melambangkan Ketuhanan, batangnya yang tegak melambangkan kemanusiaan yang adil, daunnya yang rindang menggambarkan persatuan, buahnya sebagai simbol musyawarah, dan daya hidupnya yang berkelanjutan merepresentasikan keadilan sosial.

Selain Taru Jampinang, pohon-pohon lain seperti Rasamala, Mahoni, Damar, dan berbagai jenis bambu lokal juga ditanam. Pemilihan jenis pohon didasarkan pada manfaat ekologis dan ekonomis, dengan tujuan untuk mendukung ketahanan ekosistem dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar.

“Andy Utama, Pembina Yayasan Paseban, menyatakan, ‘Menanam pohon adalah simbol harapan, dan Taru Jampinang menjadi representasi nyata dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.'”

Ia juga menekankan pentingnya menjaga alam agar manusia tidak harus menanggung dampak dari kerusakan ekologis. “Jika kita tidak melindungi lingkungan dengan serius, kita akan mengalami akibatnya,” tambahnya.

Untuk mendukung keberlanjutan ekosistem, Yayasan Paseban juga mendorong adanya peraturan desa yang melarang perburuan liar dan aktivitas destruktif lainnya. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan ekologi dan memperkuat praktik pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut.

Keterlibatan masyarakat adat menjadi pengingat akan kearifan lokal yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti hidup berdampingan dengan alam, kerjasama, dan kesederhanaan yang telah lama menjadi bagian dari budaya Nusantara.

Wiratno, Penasihat Yayasan Paseban, menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan alam di daerah Megamendung. “Bencana ekologis akibat tindakan manusia dapat menghambat kemajuan. Oleh karena itu, menjaga ekosistem adalah bentuk praktik nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.

Dalam semangat gotong royong, Yayasan Paseban memulai program Arista Montana, sebagai upaya untuk menjadikan Paseban sebagai laboratorium kehidupan bagi konservasi dan pertanian organik.

Melalui program ini, Yayasan Paseban mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mempertimbangkan Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai panduan dalam memperlakukan alam dan sesama dengan bijaksana, adil, dan berkelanjutan.

Menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga bentuk cinta sejati kepada Indonesia.

Sumber: Aksi Penanaman Pohon Taru Jampinang Di Bumi Paseban: Komitmen Andy Utama Di Mega Mendung Rayakan Hari Lahir Pancasila 2025 Dan Hari Lingkungan Hidup
Sumber: Menanam Pohon Taru Jampinang Desa Paseban Bogor: Implementasi Nilai Pancasila Dalam Aksi Nyata