Free Health Screenings for Students and Islamic Boarding School Pupils

Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang ditujukan untuk masyarakat di seluruh negeri, termasuk siswa di sekolah-sekolah rakyat dan murid-murid pesantren. Program ini akan dimulai pada awal Juli 2025 sebagai bagian dari agenda strategis nasional untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan tangguh.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Pratikno, menyatakan bahwa persiapan untuk CKG berada dalam tahap akhir. Program ini akan dilaksanakan di sekolah-sekolah yang diawasi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Sosial (Kemensos).

“Karena itu, kami membutuhkan dukungan dari Menteri Kesehatan, serta kontribusi dari semua pemangku kepentingan—mulai dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, Menteri Sosial, sampai Menteri Dalam Negeri. Karena program ini juga akan membutuhkan konektivitas internet dan infrastruktur terkait, kami juga membutuhkan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika,” ujar Prof. Pratikno dalam pertemuan tingkat menteri di Jakarta pada hari Senin (3 Juni).

Fase pertama program ini akan diluncurkan di sekolah-sekolah rakyat pada bulan Juli, diikuti oleh sekolah-sekolah di bawah Kemendikdasmen dan madrasah pada bulan Agustus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa inisiatif ini adalah salah satu kemenangan cepat unggulan Presiden Prabowo Subianto dan merupakan upaya skrining kesehatan terbesar yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

“Ini adalah program terbesar di bawah Kementerian Kesehatan dan, sebenarnya, pemerintah secara keseluruhan, karena bertujuan mencapai 280 juta orang setiap tahun,” kata Menteri Budi.

Untuk tahun ini saja, Kementerian Kesehatan menargetkan untuk menelusuri 53 juta anak usia sekolah. Sejak awal peluncurannya pada tanggal 10 Februari 2025, melalui puskesmas, program ini telah menelusuri 11 juta individu.

“Untuk mencapai target 53 juta, kita harus melakukan skrining langsung di sekolah, mengingat jumlah anak usia sekolah yang begitu besar,” jelas Budi.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mu’ti menyatakan dukungan penuh, mencatat bahwa program ini dapat menjadi dasar untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sehat.

“Hasil dari skrining ini akan memberikan masukan penting bagi kami untuk menciptakan sekolah-sekolah yang sehat,” katanya.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menambahkan bahwa sekolah rakyat sebagian besar ditujukan untuk anak-anak dari rumah tangga miskin dan sangat miskin, sehingga pemeriksaan kesehatan awal sangat penting sebelum siswa memasuki asrama.

“Presiden telah memerintahkan bahwa jika ada anak yang ditemukan sakit, kita harus memastikan pengobatan terlebih dahulu, sehingga setelah mereka sembuh, mereka dapat masuk ke sekolah-sekolah rakyat ini,” katanya. Tahun ini, pemerintah menargetkan untuk mendirikan 200 sekolah rakyat yang melayani total sekitar 20.000 siswa.

Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk memastikan bahwa semua pemerintah provinsi telah memulai persiapan untuk peluncurannya. Dia menekankan pentingnya identifikasi yang akurat untuk memastikan program ini mencapai penerima manfaat yang dimaksud.

“Untuk anak di bawah 17 tahun, identifikasi resmi mereka akan menjadi Kartu Identitas Anak, yang akan dimasukkan dalam data catatan,” jelasnya.

Dari perspektif pendidikan agama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam di Kementerian Agama, Amien Suyitno, menegaskan bahwa inisiatif CKG juga akan mencakup pesantren dan lembaga pendidikan agama lainnya.

“Banyak pesantren tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Program ini dari Presiden sangat penting,” katanya, dengan harapan bahwa skrining tidak hanya mengandalkan sampel tetapi meliputi semua pesantren.

Fifi Aleyda Yahya, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media di Kementerian Komunikasi dan Informatika, menambahkan bahwa CKG merupakan bagian dari berbagai inisiatif pemerintah, termasuk sekolah rakyat dan program makanan bergizi gratis.

“Seperti yang dikatakan Pak Menko PMK, semua upaya ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, lebih berpengetahuan, dan, insya Allah, akan menjamin masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia saat ini dan di masa mendatang,” Fifi menyimpulkan.

Source link