ASKARA – Dompet Dhuafa tengah mempersiapkan 11 truk bantuan logistik untuk dikirim ke Gaza, Palestina. Rencananya, pengiriman akan dilakukan dalam waktu dekat, jelang gencatan senjata antara Israel dan Palestina yang resmi dimulai pada Jumat (24/11) pukul 07.00 pagi waktu setempat.
“Kami sudah mempersiapkan, 11 truk total, akan didistribusikan dari Kairo ke Gaza,” ucap CEO DMC Dompet Dhuafa Arif Rahmadi Haryono yang berada di Mesir melalui telekonferensi ke kantor Dompet Dhuafa di Kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (24/11).
Arif menjelaskan, ada tiga jenis bahan pokok yang akan disalurkan dalam bantuan kemanusiaan ini. Pertama, ada bahan makanan, terutama yang siap dan langsung makan. Kedua, ada medical kit dan hygiene kit yang isinya berupa obat-obatan, kebutuhan rumah sakit, hingga kursi roda.
“Item tiga mencakup air minum yang memang saat ini di Gaza jadi komoditas sangat langkah karena blokade Israel,” jelas Arif.
Selain bahan-bahan yang telah disebutkan, Arif menjelaskan, timnya tengah mempersiapkan paket bantuan kemanusiaan berikutnya yang berisi winter kit.
Arif mengatakan, saat ini suhu di Gaza sudah mencapai 15-16 derajat Celcius. Namun, suhu akan semakin menurun dan diperkirakan akan mencapai di bawah 10 derajat jelang bulan Desember.
Arif mengatakan, bantuan kemanusiaan berjumlah 11 truk masih belum masuk ke Gaza, tapi ia berharap bantuan ini bisa segera diberangkatkan.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat. Menunggu proses perizinan dari Pemerintah Mesir agar truk bisa jalan,” jelas Arif.
Selain pengadaan dan pengiriman barang dari luar negeri ke Gaza, hal yang juga menjadi tantangan adalah perizinannya. Arif mengatakan proses ini cukup rumit. Terlebih, semenjak perang terjadi, ada penambahan check point pemeriksaan baru yang saat ini belum teridentifikasi.
Sebelum perang pecah di bulan Oktober 2023, pengiriman barang ke Gaza harus melalui dua lokasi pemeriksaan atau checkpoint, yaitu administrasi dan pemeriksaan militer. Arif mengatakan hal ini sudah umum dan biasa dilalui.
“Setelah perang, muncul checkpoint baru untuk sortir barang, kalau dikira berbahaya bisa dikeluarkan. Pengiriman jadi terhambat,” ucap Arif lagi.
Namun, Arif berharap proses pengiriman barang akan berjalan lancar. Pasalnya, selama perang terjadi, hanya 20-30 truk yang bisa masuk ke Gaza. Barang-barang yang dibawa pun hanya dapat memenuhi sekitar 30 persen dari total kebutuhan warga Palestina yang masih terjebak di zona perang.
Dengan adanya gencatan senjata selama empat hari ini, diharapkan ratusan truk bisa masuk ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Palestina yang berada di Gaza.