Perjalanan Gaya Kepemimpinan Langkah Tri Rismaharini dari Walikota hingga Menteri

Oleh: Dhiyanis Zuhdi *

ASKARA – Ketidakmerataan ekonomi, ketimpangan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan, angka pengangguran yang kian meningkat, hingga isu kemiskinan yang berujung pada gangguan mental di beberapa wilayah membuat masyarakat lebih aware dalam memastikan bahwa pemerintah harus memilih tangan yang tepat untuk menyelesaikan segala permasalahan yang hadir. 

Dalam upaya menangani hal tersebut, dibutuhkan sebuah dedikasi dari seorang pemimpin yang tidak hanya bermodalkan janji manis, melainkan sebuah aksi dengan pemikiran yang kritis. Tidak hanya itu, isu permasalahan sosial yang tak kunjung henti terkhusus di Indonesia disebabkan oleh terpilihnya seorang pemimpin yang haus akan jabatan, tetapi tidak haus akan kebermanfaatan.

Menteri Sosial yang Penuh dengan Empati, Ini Dia Sosok Tri Rismaharini

Seluruh isu dan permasalahan yang hadir di segala aspek kehidupan, keberhasilan dalam penyelesaian nya akan selalu bergantung dan terikat pada siapa yang memimpin. Dengan kata lain, pemimpin adalah sebuah tombak yang menentukan kualitas dan efektivitas penyelesaian suatu masalah yang eksis. 

Mengacu pada pendapat Harbani, kepemimpinan dimaknai sebagai kapabilitas dalam upaya mempengaruhi individu lain agar memiliki ketersediaan dengan penuh kesadaran untuk mengikuti apa yang diperintahkan oleh ketua, baik melalui komunikasi secara langsung maupun tidak langsung (Syahril, 2019, 209). 

Gaya kepemimpinan selalu menentukan sebuah keberhasilan, sama halnya dengan yang diterapkan oleh Tri Rismaharini dalam menjadikan Kota Surabaya menjadi kota dengan predikat terbaik se-Asia Pasifik.

Dari merealisasikan Kota Surabaya menjadi kota terbaik se-Asia Pasifik hingga membawa Kementerian Sosial menjadi Kementerian dengan performa kinerja paling baik pada tahun 2022, di balik perkembangan yang signifikan tersebut, sosok Tri Rismaharini tidak jarang diperbincangkan oleh khalayak umum atas ketegasan dan aksi nyata yang diberikannya selaku mantan Walikota Surabaya yang kemudian ditunjuk sebagai Menteri Sosial RI pada tahun 2020. 

Individu dengan pemilik nama lengkap Tri Rismaharini tersebut lahir di Jawa Timur pada tanggal 20 November 1961. Terhitung sejak usia nya yang masih terbilang belia dan tumbuh dari keluarga yang sederhana tidak membuat semangat dan komitmen dalam Tri Rismaharini goyah untuk berkontribusi secara nyata kepada masyarakat. Sosok yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara tersebut berhasil menyelesaikan pendidikan strata pertama nya di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS Surabaya) dengan gelar akademik pada ranah arsitektur tahun 1987. Setelah mengakhiri pendidikan Strata pertama nya, Tri Rismaharini kembali melanjutkan pendidikan Strata tingkat kedua di kampus yang sama dengan berfokus pada jurusan Manajemen Pembangunan Kota dan resmi diberikan gelar kehormatan pada tahun 2015.

Gaya Kepemimpinan yang Membuahkan Keberhasilan

Kepemimpinan demokratis menjadi salah satu tipe kepemimpinan dengan tingkat kesesuaian yang tinggi dalam upaya penyelesaian masalah sosial yang hadir di Indonesia. Kepemimpinan demokratis akan selalu berorientasi pada bawahan atau dalam konteks ini adalah masyarakat. Tri Rismaharini dikenal sebagai seorang pemimpin yang mengadopsi tipe kepemimpinan demokratis dalam berkontribusi untuk negara. 

Hal tersebut dibuktikan melalui berbagai tindakan nyata yang tidak hanya sekedar dalam bentuk empati, melainkan juga dalam bentuk ketegasan dengan tujuan upaya mewujudkan kesejahteraan sosial di Indonesia. Melalui ketegasan dan empati yang dimilikinya, Tri Rismaharini banyak disukai dan dipercayai masyarakat sebagai pemimpin. Hal ini dibuktikan dengan keberanian nya dalam menegur beberapa pihak seperti salah satu contohnya terhadap Badan Aksi Cepat Tanggap (ACT) akibat perilaku nya yang telah mendistribusikan keuangan donasi ke luar negeri.

Segudang Prestasi sebagai Tombak Kepercayaan Jokowi terhadap Rismaharini

Sebelum resmi diberikan jabatan sebagai Menteri Sosial RI pada tahun 2020 silam, Tri Rismaharini telah melalui berbagai tahapan karir yang hampir seluruhnya dilalui di Kota Surabaya, termasuk mengemban tanggung jawab menjadi Walikota Surabaya pada periode 2010-2015 dan berlanjut hingga periode 2016-2020. 

Melalui berbagai aksi kritis tanpa janji manis, Tri Rismaharini berhasil memberikan kontribusi yang positif mulai dari Kota Surabaya hingga ke kancah nasional yang selama masa jabatannya menjadi Walikota Surabaya, berbagai prestasi Tri Rismaharini telah terbukti keberhasilannya salah satunya dalam menjadikan Kota Surabaya menjadi kota terbaik se-Asia Pasifik menurut Citynet. 

Keberhasilan dalam memimpin Kota Surabaya membawa kepemimpinan Tri Rismaharini hingga ke panggung nasional yaitu Kementerian Sosial dalam upaya menggantikan Juliari Batubara sebagai Menteri Sosial RI yang kala itu tersandung kasus korupsi atas dana bantuan sosial covid-19. Dengan gaya kepemimpinan yang tergolong efektif dalam menangani setiap masalah yang hadir, Tri Rismaharini menjadi individu yang diyakini secara penuh oleh Presiden Jokowi untuk memimpin Kementerian Sosial RI sejak tahun 2020.

Gaya kepemimpinan yang diimplementasikan oleh Tri Rismaharini telah menuai tidak sedikit prestasi atas ranah dan ruang lingkup yang ditangani. Bermula dari kepemimpinan nya sebagai Walikota Surabaya yang sukses menuai banyak pujian atas dinobatkannya Kota Surabaya sebagai kota terbaik se-Asia Pasifik menurut Citynet hingga dalam skala nasional, berhasil membawa Kementerian Sosial menjadi Kementerian dengan performa kinerja paling baik pada tahun 2022 dengan dibuktikan atas survei yang diselenggarakan oleh Indonesia Political Opinion (IPO). Mengacu atas survei yang diselenggarakan oleh Indonesia Political Opinion (IPO), Kementerian Sosial sukses mendapatkan kepuasan masyarakat hingga mencapai 69%. 

Hal tersebut tidak hanya menunjukkan keberhasilan Tri Rismaharini dalam mengukir prestasi secara fisik, tetapi melalui standar kepemimpinan yang direalisasikannya, Tri Rismaharini juga mampu meningkatkan kepercayaan publik khusus nya terhadap instansi dalam ranah pemerintahan. Berbagai prestasi tersebut tentunya tidak dapat didapatkan melalui tangan hampa, melainkan melalui berbagai etos kerja yang bagus serta ketepatan dalam hal pemilihan gaya kepemimpinan oleh Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial RI.

Kesimpulan dan Saran

Kepemimpinan Tri Rismaharini yang bermula dari pembentukan aspek kuat dalam penyelenggaraan tata kelola Kota Surabaya, menjadi perhatian ketika dinobatkan menjadi Menteri Sosial Indonesia. Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia sudah menciptakan berbagai transformasi yang tergolong cukup baik dalam usaha merealisasikan peningkatan kesejahteraan sosial di negara Indonesia. 

Melalui dedikasinya yang tak terpatahkan, Tri Rismaharini sudah memberikan kontribusi yang cukup terhadap jutaan orang untuk keluar dari ranah kemiskinan, termasuk dalam upaya peningkatan aksesibilitas pendidikan, dan perkuatan sistem pengelolaan bencana. 

Walaupun dihadapkan pada lebih dari satu kendala, Tri Rismaharini mempunyai kecerahan dalam hal prospek bagi masa depan bangsa. Dedikasi dan komitmen yang tinggi serta kapabilitas untuk memformulasikan regulasi yang bersifat inklusif dan responsif menjadikannya seorang pemimpin yang luar biasa. 

Melalui gaya kepemimpinan nya yang demokratis dan visioner, Tri Rismaharini selalu menginspirasi dan mentransformasikan hidup jutaan orang di Indonesia. Oleh karena itu, terdapat sebuah peningkatan signifikansi dalam ranah pemerintahan untuk memilih pemimpin dengan aksi nyata yang penuh empati seperti Tri Rismaharini.

 

* Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia