Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]
“Vo Nguyen Giap lahir pada tahun 1911. Dia adalah aktivis anti-kolonial yang memulai kariernya sebagai guru. Sealam perlawanan bersenjata Vietnam melawan kolonialisme Prancis, ia adalah salah satu tokoh kunci yang memimpin pasukan Vietnam di samping pemimpin anti-kolonial terkemuka Ho Chi Minh.
Kemenangan Ho Chi Minh dan Vo Nguyen Giap melawan penjajah membuatnya dikenal sebagai sosok heroik di seluruh dunia. Saya kagum dengan perlawanannya yang berani menghadapi musuh yang tangguh seperti Prancis dan Amerika Serikat. Selain itu, dalam era perang modern sangat jarang ada seorang Jenderal yang memimpin pasukan selama tiga puluh tahun perang tanpa istirahat. Mungkin satu-satunya ya Jenderal Giap.”
Vo Nguyen Giap adalah seorang prajurit yang belajar taktik tempur secara otodidak. Dia bukan lulusan akademi militer. Dia belajar menjadi seorang prajurit dengan mempelajari sejarah dan ilmu militer dari membaca buku. Walau demikian, ia berani memimpin serangan militer terhadap kolonialis Prancis di masa remajanya.
Kemenangannya melawan kekuatan asing membuat Vo Nguyen Giap dikenal sebagai sosok legendaris. Dia mampu melawan negara-negara besar seperti Prancis dan Amerika Serikat. Pertempuran di Dien Bien Phu yang dipimpinnya adalah kemenangan yang sangat berarti oleh negara Asia atas kekuatan Barat.
Dapat dikatakan pada waktu itu Prancis meremehkan kekuatan dan organisasi serdadu Vietnam. Mungkin karena sikap yang seperti itu, tentara Prancis menjadi “mangsa kebingungan” Giap yang disengaja. “Membingungkan musuh adalah strategi kita,” tulis Giap. “Jangan beri tahu musuh niatan/rencanamu.”
Dan itulah yang Giap lakukan di Dien Bien Phu. Pasukan Vietnam menggempur posisi Prancis menggunakan artileri 105 mm. Prancis tidak menyangka bahwa tentara Viet Minh akan membawa meriam seberat itu dengan topografi Dien Bien Phu yang berat. Alat berat, termasuk logistik, dibawa oleh pasukan Vietnam dalam perjalanan darat lintas gunung lebih dari 1.000 kilometer.
Menurut Vo Nguyen Giap sendiri, untuk setiap kg beras yang dikonsumsi oleh serdadu Viet Minh yang bertarung di Dien Bien Phu, 24 kg beras diberikan kepada rakyat yang membantu mengangkit logistik melintasi rute sepanjang 1.000 KM.
Setelah pertempuran Dien Bien Phu dengan pengaturan logistik yang impresif, suatu prestasi logistik lain yang setara sekarang dikenal sebagai Jalur Ho Chi Minh –sebuah rute melintasi pusat Laos yang dipergunakan oleh Vietnam Utara untuk mengalahkan pasukan AS di Vietnam Selatan.
Selain mengangkut artileri, serdadu Viet Minh di bawah komando Jenderal Vo Nguyen Giap berhasil mengepung Prancis yang bermaksud memotong jalur pasokan Viet Minh ke Laos dengan menciptakan pangkalan udara di Dien Bien Phu di perbukitan Vietnam Utara. Viet Minh menduduki perbukitan di sekitar Dien Bien Phu dan secara akurat menembaki pos-pos Prancis.
Pasukan Prancis berulang kali mencoba membalas serangan Viet Minh. Pasukan Prancis saat itu mendapatkan bantuan udara dari Amerika Serikat. Namun pada akhirnya, Viet Minh berhasil merebut pangkalan tersebut dan memaksa Prancis untuk menyerah.
Setelah penarikan Prancis dari Indocina, Jenderal Vo Nguyen Giap menjadi jenderal terkemuka di pemerintahan Ho Chi Minh. Setelah Dien Bien Phu, ia memimpin beberapa operasi di Vietnam Utara sampai berhasil mengambil alih Saigon pada tahun 1975.
Sulit dipercaya bahwa seorang mantan guru Sekolah Menengah dapat menjadi pemimpin militer yang sukses, dan selama lebih dari tiga puluh tahun memimpin perang tanpa henti. Dia memimpin pasukannya dari tahun 1945 sampai kemenangan terakhir melawan Amerika pada tahun 1975. Dalam sejarah peperangan, sangat jarang ada seorang jenderal yang memimpin pasukan selama tiga puluh tahun perang tanpa istirahat.