ASKARA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid menilai munculnya pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto-Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) lebih mirip dengan munculnya karakteristik kekuatan neo-Orde Baru di jaman Presiden Soeharto.
Habib Syakur mengatakan, sebenarnya Prabowo, Jokowi, dan partai-partai pengusung Prabowo-Gibran berpikir realistis, yakni ingin melanggengkan kekuasaan saat ini.
“Kenapa kok antara Prabowo dan Gibran dipasangkan? Karena berpikir realistis ada hal-hal yang ingin dicapai untuk mempertahankan program saat ini, kekuasaan saat ini,” ujar Habib Syakur kepada awak media di Jakarta, Minggu (22/10/2023).
Habib Syakur menegaskan, istilah neo-Orde Baru ini mengacu pada kekuatan partai Koalisi Indonesia Maju yang dibentuk dengan back-up pengusaha dan pemodal yang kuat. Ditambah lagi dengan politik dinasti yang secara terang-terangan terjadi.
“Cuma kita bertanya ke koalisi pendukung Prabowo Gibran, ada apa di balik ini semua. Ada Program dan hajat koalisi yang belum terselesaikan, namun tidak berpikir objektif tentang sosok Gibran,” ungkap Habib Syakur.
“Politik gak ada pertimbangan yang absolut tentang kerakyatan. Yang terlihat adalah agenda kepentingan terhadap Jokowi sebagai presiden. Kepentingan secara politik dan hajat hidup partai yang ingin dikelola, plus para pengusaha yang ingin langgeng bisnisnya,” jelas Habib Syakur.
“Rata-rata memilik modal atau boher banyak ada di sana. Jelas sudah terjawab kapital ada di sana. Akibatnya Demokrasi Pemilu 2024 menjadi ajang gotong royong untuk kepentingan mereka dan partai pengusung,” lanjutnya.
Dengan fakta ini, Habib Syakur menilai pasangan Ganjar-Mahfud maupun Anies-Muhaimin akan bekerja ekstra keras menghadapi Prabowo-Gibran yang disokong koalisi dan kekuatan kekuasaan yang besar.
“Jangan lupa, selain ada anak presiden (Gibran, red) di Koalisi Indonesia Maju, juga ada kekuatan pengusaha dan partai yang banyak. Gerindra, Golkar, PAN, serta partai baru juga numpuk di sana, plus para menteri anggota kabinet Jokowi yang menjabat saat ini. Mereka ada di sana,” lanjutnya.
Namun demikian, Habib Syakur masih merasa yakin kekuatan itu masih bisa dilawan, bahkan bisa dikalahkan oleh pasangan Ganjar-Mahfud yang lebih tulus kepada kepentingan rakyat.
“Keyakinan saya justru pada Ganjar Mahfud yang rendah hati dan memperhatikan kepentingan khalayak umum daripada kepentingan pribadi atau golongan. Sebetulnya presiden soekarno sudah menanamkan kebaikan dg sempurna untuk mendirikan Republik kita tercinta dan ruh perjuangan bapak Ir Soekarno itu ada di Bu Mega. Maka saya yakin akan menggelora di republik tercinta ini,” tukas Habib Syakur.
Editor: Husnie