Komunikolog Indonesia Emrus Sihombing menilai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono turut merasakan kesedihan yang tengah dialami PDI Perjuangan (PDIP).
Emrus mengatakan, kesedihan itu terlihat saat Basuki berjumpa dengan Capres Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.
Pada momen itu, lanjut Emrus, Ganjar menyebut pertemuan berlangsung haru karena Basuki meneteskan air mata.
“Ketika partai ini sedih, tentu saya melihat para kadernya pun pasti bersedih juga, bukankan Basuki Hadimuljono juga kader PDIP,” kata Emrus kepada media, Rabu (1/11).
Kesedihan itu, ujar Emrus, merujuk pada dinamika politik terbaru dimana Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meninggalkan PDIP dan memilih menjadi cawapres dari Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
“Itu adalah representasi daripada luapan emosi daripada Basuki, kebetulan bertemu dengan Ganjar Pranowo yang diusung PDIP sementara Gibran meninggalkan PDIP, saya melihat subjektivitas saya, arahnya kesana,” jelas Emrus.
Walaupun Basuki kerap dikenal sebagai sosok yang humoris dan periang, Emrus menilai kesedihan itu sebagai bentuk empati yang humanis atas situasi yang terjadi.
“Saya melihat sebagai empati politik, bukan politik empati, tapi empati politik dimana memang partai ini sedang bersedih ditinggal oleh kadernya,” kata Dosen Pasca Sarjana Fikom UPH, Tangerang ini.
Emrus mengatakan, kesedihan itu menyebar ke para kader karena PDIP telah memberikan segalanya kepada keluarga Joko Widodo (Jokowi), termasuk kepada Gibran.
“Segalanya telah diberikan PDIP, kepada Gibran kepada Bobby, kepada Jokowi, tapi satu dari keluarga mereka yaitu Gibran tidak in line dengan yang diputuskan oleh PDIP bahkan menjadi kompetitor,” pungkas Emrus Sihombing.
Editor: Husnie