ASKARA – Kita tahu hoax itu kan bahasa gampangnya berita bohong, berita palsu, tetapi ketika berita bohong berita palsu ini terus-menerus disiarkan, propagandakan maka dia berubah akan menjadi black campaign. Artinya menjadi kampanye hitam karena dipropagandakan secara terus-menerus.
Yang menarik untuk kita sebetulnya satu antara lain apakah tujuan hoax tujuan kampanye hitam itu berapa besar kemungkinannya bisa tercapai tujuan dalam beri tujuan politik dari kampanye hitam itu.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin saat menjadi narasumber Diskusi Dialektika Demokrasi berteman “Bersama Mencegah Hoaks dan Kampanye Hitam Jelang Pilpres 2024” di Ruang Diskusi Media Center, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/11).
Yanuar mengimbau, sudah saatnya aparat penegak hukum untuk mulai serius melihat masalah ini.
“Jika perlu dapat dibuat suatu badan atau unit kerja yang khusus memantau soal ini, jika perlu pikirlah satu unit kerja yang kerjaannya mengurusi masalah ini menjelang pemilu.
Karena, jelas Yanuar, nantinya akan bersebaran soal-soal yang berkaitan dengan hoax ini.
“Hal ini supaya aparat penegak hukum menunjukkan atensinya terhadap permasalahan ini,” terang Ketua DPP PKB ini.
Yanuar menjelaskan, tujuan dari kampanye hitam tentu saja menyerang lawan politik.
“Bisa menyerang individu, bisa juga komunitas. Bisa organisasi, klub, atau kelompok yang ingin disudutkan, dipojokan, direndahkan, dan seterusnya,” ujar Yanuar.
Yanuar meyakini, pelaku hoax menginginkan agar sang lawan politik turun popularitasnya dan kredibilitasnya turun sehingga sang lawan tersebut ter-downgrade dan kemudian tidak terpilih.
Legislator asal Dapil Jabar 10 ini menilai, sebetulnya perlu riset untuk memastikan apa betul kampanye hitam dapat berpengaruh terhadap elektabilitas dari objek sasaran kampanye hitam itu.
“Kalau kampanye negatif itu ternyata faktanya ada tapi kemudian diolah lagi menjadi sebuah serangan mungkin kaitan dengan peristiwa masa lalu peristiwa yang kurang baik kurang bagus itu faktanya ada, tapi kemudian diolah lagi. Nah kenapa saya sampaikan, supaya kita punya data dan fakta ilmiahnya apa kontribusi hoax itu untuk memenangkan kontestan atau pasangan secara umum,” pungkas Yanuar Prihatin.
Editor: Husnie