ASKARA – Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian dalam menyusun program kerja dan anggaran di sektor pertanian memfokuskan pada program-program yang berdampak langsung pada petani dan program-program itu berorientasi pada peningkatan produksi guna pemenuhan pangan dalam negeri.
Demikian disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI Sudin saat rapat kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian, M. Andi Amran Sulaiman, di ruang rapat Komisi IV DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/11).
“Peningkatan produksi guna pemenuhan pangan dalam negeri antara lain untuk mengatasi stunting, selain itu program yang disusun juga harus mendukung peningkatan devisa negara, dan mengakselerasi upaya peningkatan kesejahteraan petani. Dan kini hal yang sama juga kami harapkan dapat tergambarkan pada rencana kerja kementrian pertanian tahun 2024,” kata Sudin.
Apalagi, lanjutnya, saat ini beberapa wilayah di Indonesia sedang menghadapi Elnino yang berakibat mundurnya musim tanam sehingga mempengaruhi pada volume produksi pertanian, terutama beras dan jagung.
Karena itu, Sudin minta penjelasan secara detail tentang pelaksanaan APBN tahun anggaran 2023 dan gambaran mengenai perencanaan program dan kegiatan tahun anggaran 2024 di Kementerian pertanian.
Tak hanya itu saja, Komisi IV DPR RI juga berharap agar Mentan Amran dan jajarannya mampu meningkatkan kinerja kementrrian pertanian dalam rangka peningkatan produksi melalui program strategis, dan berdampak langsung pada kesejahteraan petani, termasuk juga kegiatan yang merupakan aspirasi dari masyarakat.
Pasalnya, ada beberapa cacatan yang dihimpun Komisi IV yang perlu diperhatian dan segera mendapat penanganan. Diantaranya masalah stabilitas pasokan dan harga pangan pokok yang kerap menjadi sorotan, terutama menjelang hari besar keagamaan.
Artinya, upaya penguatan pasokan merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga harga pokok tidak mengalami lonjakan. Dalam catatannya, ada beberapa bahan pokok yang menjadi kontributor inflasi di indonesia.
“Berdasarkan yang kami himpun di beberapa harga pangan secara nasional, baik di tingkat tradisional maupun pasar modern, maupun pedagang mengalami kenaikan. Diantaranya; cabe, bawang, daging, beras medium, telur, gula, hingga jagung di tingkat peternak. Berkaitan dengan hal itu pada periode tertentu supply jagung berkurang, yang menyebabkan harga jagung untuk pakan ternak menjadi super mahal. Untuk Lampung, dengan kadar air 15 sudah mencapai Rp6500, untuk Jawa timur 6900-7000.Yang agak murah mungkn sulawesi selatan sama gorontalo, agak murah sedikit jika dibandingkan dengan Pulau Jawa,” papar Politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Sudin melanjutkan, kelangkaan jagung digunakan sebagai alasan untuk mengimpor gandum yang digunakan untuk pakan ternak. Atas dasar itulah, pihaknya minta Menteri Pertanian agar melihat kembali target beberapa komunitas strategis pangan kita, termasuk pelaksanaan pola tanam dengan IP (indeks pertanaman) 300 atau bahkan sampai 400.
Sebagai informasi IP 300 dan 400 merupakan pola tanam untuk menaikan produktivotas menjadi 7 ton dengan satu musim tanam tiga kali. Sehingga diharapkan dapat menjaga stabilitas pangan nasional.