ASKARA – Tanggal 3 Desember 2023 adalah Hari Disabilitas Internasional yang dirayakan setiap tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, seperti dilakukan di Aula Keuskupan Agung Makassar.
Kegiatan ini diinisiasi oleh pihak Komisi PSE Caritas KAMS yang diketahui RD. Bernard Cakra Arung Raya,Pr. Event ini merupakan bentuk keberpihakan Gereja Katolik dalam membuka wawasan dan membuka hati, dalam melakukan penghormatan dan penghargaan, serta pendampingan kepada penyandang disabilitas sebagai langkah nyata dalam aksi nilai inklusif.
RD. Bernard Cakra Arung Raya, Pr yang menjadi ketua panitia pada agenda Hari Disabilitas Internasional menyataka, Gereja Katolik dalam wilayah Keuskupan Agung Makassar baru kali ini melakukan kegiatan ini, dan ini harus lebih terus digaungkan agar pemahaman umat semakin menghargai keberadaan penyandang disabilitas baik dalam lingkungan umat Katolik, maupun dilingkungan masyarakat secara keseluruhan.
“Oleh karena itu, mari kita terbuka lagi melakukan pendampingan, dan penguatan kepada para penyandang disabilitas dan kita butuh kolaboratif yang inklusif dengan melibatkan semua pihak termasuk penyandang disabilitas itu sendiri serta sinergitas pada program pemerintah, maupun pihak manapun karena telah tertuang dalam payung hukum khususnya di Undang Undang No. 8 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Penyandang Disabilitas,” ungkap Pastor Bernard dengan nada semangat.
Sebelum acara talk show dimulai, siswa SLB Rajawali menampilkan tarian pimpinan Sr. Yoanela, SJMJ bersama para guru pendamping. Peserta talk show sangat senang atas penampilan dari Siswa Siswa Penyandang Disabilitas Tuli yang sedang duduk di jenjang SMA SLB Rajawali.
Kepala sekolah SLB Rajawali menyampaikan pandangannya mengenai pengalaman selama mendampingi dan menuntun siswanya untuk mengeyam pendidikan.
“Bagi kami di SLB Rajawali siap sudah tinggal fasilitas ramah disabilitas yang kami butuhkan agar lembaga kami semakin menuju pada nilai inklusif,” ungkapnya.
Sementara Noldus Pandin selaku Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia dari Toraja Utara dan juga Aktivis Penyandang Disabilitas Sulawesi Selatan di daulat sebagai salah satu narasumber dalam talk show tersebut yang bertema : “Pendampingan, Perlindungan ,dan Penguatan Bagi Penyandang Disabilitas dalam rangka Hari Disabilitas Internasional”.
Noldus Pandin yang mewakili penyandang disabilitas menyatakan, salah satu kebutuhan bagi para penyandang disabilitas saat ini adalah pada sisi aksesibilitas baik secara fisik dan nonfisik. Ini merupakan langkah yang paling urgen ketika kita ingin melakukan pendampingan, maupun penguatan, sehingga muncul aksi yang lebih berkelanjutan sebagaimana itu yang menjadi acuan pada peringatan tahun ini yang mengedepankan SDGs terang kepada para audiens yang hadir dari seluruh paroki yang ada dalam Kevikepan Makassar yang kurang lebih 10 paroki ditambah adanya sahabat-sahabat dari komunitas penyandang disabilitas, serta organisasi organisasi yang ada dalam lingkungan Keuskupan Agung Makassar.
“Sebagai contoh adalah bagaimana gedung gereja bisa diakses penyandang disabilitas yang kebetulan penguna kursi roda, kemudian akses ke toilet. Terus bagaimana dengan yang penyandang disabilitas tuli bisa mendapatkan akses lewat adanya juru bahasa isyarat atau ada teks yang ditampilkan dilayar, inilah yang harus kita dalami dari sisi akses,” ungkap Noldus Pandin yang juga seorang poltisi dari Partai Solidaritas Indonesia.
Mengakhiri kegiatan talk show, dilanjutkan dengan sesi photo bersama dengan narasumber lainnya dan peserta serta bersama komunitas penyandang disabilitas.
Seorang peserta yang dalam hal ini juga sebagai penyandang disabilitas, Dikson Jones sangat mengapresiasi atas kegiatan ini, dan berharap semoga kegiatan ini ditindaklanjuti dengan rencana aksi yang berskala bimbingan teknis serta traning of training atau ToT untuk mendapatkan sdm yang memiliki kapabilitas untuk mendampingi penyandang disabilitas dimasyarakat.
“Dengan harapan kita bisa meminimalisir kendala dilapangan,” pungkasnya.