Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Presiden Prabowo menuai perhatian dari para siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Ambon. Sebuah diskusi seputar efisiensi anggaran tersebut terjadi dalam acara sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dihadiri oleh anggota MPR RI Fraksi Gerindra, Alimudin Kolatlena. Salah satu siswa mempertanyakan dampak efisiensi anggaran terhadap pengelolaan sekolah dan kualitas pendidikan. Kolatlena dengan tegas menyatakan bahwa kebijakan tersebut sebenarnya membawa dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Menurutnya, efisiensi anggaran hanya diterapkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial, belanja alat tulis kantor (ATK), dan perjalanan dinas.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan tetap menjadi prioritas pemerintah, termasuk program pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi dan program makanan bergizi gratis. Kolatlena menilai kebijakan Presiden Prabowo sebagai langkah yang mengutamakan kepentingan rakyat dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Meskipun terjadi pro dan kontra terhadap setiap kebijakan pemerintah, Kolatlena meyakinkan bahwa efisiensi anggaran tidak akan menghambat peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya kebijakan yang mendukung petani, seperti kenaikan harga gabah, penghapusan utang pelaku usaha UMKM, dan pemberian diskon listrik, pemerintah terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara adil dan merata.
Dalam dialognya dengan siswa dan guru, Kolatlena menjelaskan bahwa setiap kebijakan pemerintah memiliki sisi positif dan negatif. Namun, ia meyakinkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan tidak akan mengganggu upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.