Pada Juli 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengumumkan rencana penting untuk membuka 35 sekolah berasrama berkualitas. Sekolah ini akan terbuka untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu sebagai langkah awal dari program 100 sekolah berasrama. Tujuan dari program ini adalah untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi di Indonesia.
Prabowo menekankan pentingnya akses pendidikan yang setara bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi yang paling rentan. Program ini tidak hanya ditujukan untuk anak-anak yang pintar, tetapi juga untuk mereka yang paling membutuhkan. Dalam acara Halalbihalal Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa sekolah berasrama akan dibangun untuk keluarga yang tidak mampu.
Presiden Prabowo menunjukkan profil seorang anak bernama Naila, yang menjadi wakil dari jutaan anak Indonesia lain yang hidup dalam keterbatasan. Dengan rumah sederhana dan penghasilan orang tua yang rendah, Naila tetap ceria. Prabowo berkomitmen untuk mengubah nasib anak-anak seperti Naila, dengan keyakinan dan tekad.
Proses seleksi peserta didik akan dilakukan dengan ketat dan adil. Prabowo meminta bantuan dari Kementerian Sosial, Kementerian PAN-RB, dan Badan Pusat Statistik untuk memastikan bahwa hanya anak-anak dari keluarga tidak mampu yang memenuhi syarat. Program ini tidak hanya tentang pendidikan, tetapi juga bagian dari upaya membangun masa depan bangsa Indonesia dari akar.
Presiden juga menyoroti ketimpangan, kekayaan bangsa yang belum merata, dan pentingnya pemerintahan yang bersih untuk keberhasilan program-program seperti ini. Prabowo menegaskan bahwa program ini adalah langkah untuk memberi kesempatan bagi setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang asal mereka.
Di akhir pidatonya, Prabowo menyampaikan pesan semangat kepada sesepuh militer dan seluruh rakyat Indonesia, bahwa semangat perjuangan untuk negeri ini tidak akan pernah padam.
