18,000 Cadres Ready for Free Nutritious Meal Distribution: Deputy Minister

Sebanyak 18.000 Konselor Perencanaan Keluarga (PKB) dan Petugas Lapangan Perencanaan Keluarga (PLKB) siap mengambil peran dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak prasekolah—khususnya yang berusia di bawah dua tahun. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Kemendukbangga) Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka dalam forum diskusi “Double Check” yang diselenggarakan oleh Kantor Komunikasi Presiden (PCO) bekerja sama dengan Gempita, di Jakarta, pada Jumat (9 Agustus).

Diskusi dengan tema “Peran Pembangunan Keluarga dalam Menyambut Indonesia Emas 2045” juga menampilkan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan, serta Staf Ahli Senior PCO Chacha Anisa. Menurut Isyana, pemerintah telah mengambil banyak langkah konkret untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045, salah satunya adalah program MBG.

“MBG tidak hanya ditujukan untuk anak sekolah, tapi juga ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak prasekolah. Kelompok-kelompok ini tidak tercakup dalam Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” jelas Isyana. Disinilah Kemendukbangga berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Meskipun program tersebut di bawah BGN, Kemendukbangga mendeploy kader-kadernya yang terlatih untuk mengimplementasikannya di lapangan.

Selain kader PKB dan PLKB, Kemendukbangga juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri untuk membentuk Tim Pembantu Keluarga (TPK), yang terdiri dari petugas kesehatan (seperti bidan atau perawat), kader Gerakan PKK, dan relawan perencanaan keluarga. Tim ini memiliki sekitar 600.000 anggota di seluruh Indonesia.

“Ini adalah para pekerja garis depan yang mendistribusikan MBG kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, khususnya yang berusia di bawah dua tahun,” ungkap Isyana. Ia menekankan pentingnya gizi bagi ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak kecil.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seperti yang tercantum dalam tujuan Asta Cita nomor empat pemerintah, harus dimulai dari unit terkecil—keluarga—dan sesegera mungkin, katanya. “Kebiasaan dibangun di dalam keluarga, meskipun setiap keluarga memiliki dinamika yang berbeda,” tambahnya.

Isyana juga menekankan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk mencegah stunting—dan periode ini dimulai bukan saat lahir, tapi selama kehamilan.

Source link