Prabowo-Gibran dan Upaya Pemberantasan Korupsi

Prabowo-Gibran dan Upaya Pemberantasan Korupsi

Oleh Fahri Hamzah

Pasangan 02 adalah satu-satunya pasangan yang tidak pernah diperiksa oleh KPK. Bahkan tidak pernah hadir di persidangan terkait kasus korupsi. Selama 5 tahun ke depan, hanya pasangan 02 yang tidak tersandera kasus korupsi sehingga bisa diandalkan menyikat korupsi.

Bagi Pak Prabowo, karena kekuasaan besar ada pada presiden nanti, beliau sangat bisa dititipkan agenda pemberantasan korupsi karena saya mengenal beliau dan tidak pernah ada pintu yang dibuka bagi kejahatan korupsi. Beliau terlalu jauh dari perilaku korup. Jauh sekali!

Suatu hari beliau cerita kepada saya tentang hari-hari pertama beliau sebagai menteri pertahanan. Kita tahu pelantikan menteri sekitar bulan Oktober dan akhir tahun pengajuan APBN harus dilakukan.

Hampir tak ada waktu untuk memeriksa anggaran yang sudah disusun oleh pejabat sebelumnya.

Tapi karena beliau ingin memulai pekerjaannya dengan cara yang benar dan bersih, maka beliau menyisir anggaran yang sudah tersusun rapi dan tinggal beliau tandatangani itu. Apa yang terjadi? Beliau mengungkap mark up gila-gilaan. Dan beliau melaporkan kepada presiden secara khusus.

Persis pada saat dimulainya periode kedua presiden Jokowi, beliau mendapatkan seorang menteri pada kementerian yang sangat besar Anggarannya, melaporkan secara jujur praktek-praktek mafia anggaran yang merugikan keuangan negara. Inilah salah satu alasan kenapa mereka bisa dekat.

Pak Prabowo secara jujur menyampaikan kepada presiden bahwa mark up pengadaan Alutsista bisa mencapai belasan kali lipat, yang artinya ribuan persen. Beliau Ungkap kepada presiden angkanya sekitar 51 triliun. Ini angka yang sangat FANTASTIS yang beliau selamatkan tahun pertama!

Sekarang kita bisa membayangkan, jika ada penyelamatan pada seluruh departemen dan kementerian serta badan lembaga pemerintah yang telah digelayuti oleh mafia anggaran, tentu kebocoran keuangan negara akan menghasilkan dana cukup besar bagi kesejahteraan rakyat kita.

Pak Probowo sangat terobsesi dengan menyelamatkan kebocoran keuangan negara. Ini telah menjadi tema kampanye beliau sejak awal maju sebagai capres. Ini mungkin warisan dari pak Soemitro ayah beliau yang mengungkap kebocoran selama orde baru di depan majelis ISEI tahun 1993 di Surabaya.

Tema kebocoran ini, pernah menjadi cemohan pada periode Pilpres sebelumnya tetapi sekarang pak Jokowi melihat langsung kegigihan pak Prabowo untuk mengamankan kebocoran keuangan negara dan juga kebocoran kekayaan negara. Inilah awal gagasan hilirisasi yang menyentak dunia.

Saya mendengar banyak hal yang dilaporkan oleh pak Prabowo kepada pak Jokowi yang membuat mereka akhirnya sangat dekat. Dan juga hal-hal inilah yang akan menjadi basis bagi reformasi kelembagaan negara untuk menuntaskan perilaku korup para pejabat.

Pak Prabowo terkadang sering menyederhanakan pemberantasan korupsi dengan mencukupkan kelayakan hidup para pejabat negara. Tapi memang semakin lama kalau kita ingin menutup lubang perilaku korupsi maka kesejahteraan adalah satu lubang besar yang menganga.

Jangan sampai secara formil kita bangga dengan gaji dan kelayakan hidup pejabat kita yang rendah di atas kertas, tapi pada saat yang bersamaan mereka bergerilya menggunakan jabatan dan pengaruh mereka untuk mencari uang tambahan secara ilegal. Inilah lubang besar korupsi.

Prabowo bukan orang yang bisa diajak basa-basi soal pemberantasan korupsi. Dia akan bisa sangat keras apabila perilaku korupsi ini terus terjadi tanpa jalan keluar. Harus ada satu jalan yang final dan tidak bertele-tele dan itu dia tunjukkan dalam sikap ketika memimpin lembaga negara.

Pendukung calon lain boleh saja kecewa oleh satu fakta bahwa memang kalau kita berbicara pemberantasan korupsi, maka segala rekam jejak dan kapasitas serta bukti tindakan memang hanya nampak di pasangan 02. Sekali lagi mohon maaf kepada yang lain. Apa boleh buat!

Sumber: Twitter @fahrihamzah
“`