Jenderal Văn Tiến Dũng

Jenderal Văn Tiến Dũng

Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto] 

“Seperti halnya beberapa tokoh lain yang saya tulis di buku ini, saya punya pandangan politik yang sangat berbeda dengan Van Tin Dung. Tetapi itu tidak membuat saya tidak mengagumi bagaimana Dung adalah seorang organisator ulung.

Beberapa operasi militer yang ia pimpin melibatkan beberapa korps, yang masing-masing terdiri atas tiga dari empat divisi. Kemampuan untuk mengoordinasikan dan memasok pasukan dalam jumlah besar ini tidak mudah, ditambah tantangan melewati jalur kecil dan berbukit Ho Chi Minh Trail lebih dari seribu kilometer.”

Van Tien Dung lahir pada tahun 1917 di pinggiran pedesaan kota Hanoi, Vietnam utara. Pada akhir masa remajanya, ia bergabung dengan Partai Komunis Vietnam. Akvitisme Dung dengan Partai Komunis Vietnam menarik perhatian otoritas kolonial Prancis, dan membuatnya mendapat hukuman penjara.

Pada tahun 1944, saat Jepang menguasai Asia Tenggara, Dung melarikan diri dari penjara. Dia kemudian bergabung dengan Viet Minh — organisasi gerilya pro-kemerdekaan yang dipimpin oleh Ho Chi Minh — dan berperang melawan pasukan pendudukan Jepang di Indocina.

Pada bulan Agustus 1945, ketika Jepang menarik diri dari Asia Tenggara dan menyerahkan kendali kepada kelompok-kelompok kemerdekaan pribumi, Viet Minh mengonsolidasikan kendali mereka atas Vietnam Utara. Dung memimpin gerilyawan Viet Minh merebut tiga provinsi utara.

Terlepas dari gerakan Viet Minh pasca deklarasi menyerah Jepang, Prancis memiliki ide lain. Prancis bermaksud mengembalikan kuasa mereka terhadap Indocina. Ini menyebabkan Perang Indocina Pertama meletus antara Prancis melawan Viet Minh dan kelompok kemerdekaan lainnya yang dipimpin Partai Komunis Vietnam.

Dalam pertempuran kemerdekaan Vietnam, peran Viet Minh cukup dominan. Pada Oktober 1953, Dung diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Viet Minh. Ia menjabat posisi ini selama dua dekade. Walaupun dunia lebih mengenal Panglima Tertinggi Vo Nguyen Giap, Dung lah yang sebenarnya banyak merencanakan dan memimpin pertempuran penting selama periode konflik Vietnam yang berkepanjangan.

Beberapa operasi pertempuran Viet Minh melawan Prancis dan AS melibatkan pasukan dengan jumlah besar. Selama Serangan Paskah 1972, misalnya, Dung mengawasi pengerahan 14 divisi dan 29 resimen independen. Walaupun pada operasi ini pasukan Dung dipukul mundur – dan mengakibatkan 100.000 korban – operasi ini membuktikan bahwa AD Vietnam Utara mampu melakukan operasi multi-korps secara serempak.

Pada tahun 1974, Dung menggantikan mentornya Giap sebagai Panglima Tertinggi Viet Minh. Keputusan Ho Chi Minh ini karena Perang Vietnam berkembang menjadi pertarungan konvensional skala besar, dan keahlian Dung dalam mengatur pertempuran skala besar telah terbukti. Sebagai Panglima Tertinggi, Dung lah yang merencanakan dan memerintahkan serangan 1975. Sama seperti pada tahun 1972, serangan ini melibatkan beberapa korps yang menyerang di seluruh wilayah Vietnam Selatan. Tidak seperti tahun 1972, kali ini pasukannya maju sampai ke Saigon dan berhasil menggulingkan pemerintahan yang didukung AS.

Pada tahun 1978, Dung serangan besar-besaran lainnya, kali ini invasi ke Kamboja yang mengakibatkan jatuhnya pemerintah Khmer Merah dalam hitungan hari. Dia juga memimpin perang perbatasan singkat dengan Tiongkok pada tahun 1979. Kedua serangan yang dipimpin oleh Dung ini merupakan operasi militer terbesar di Asia Timur sejak Perang Korea.

Pada tahun 1978, Dung pensiun dari militer. Dua tahun kemudian, ia diangkat menjadi Menteri Pertahanan Vietnam. Dia memegang posisi ini selama tujuh tahun. Selama itu, Dung melakukan modernisasi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Vietnam.

Seperti halnya dengan beberapa tokoh lain yang saya tulis di buku ini, saya punya pandangan politik yang sangat berbeda dengan Van Tien Dung. Tetapi itu tidak membuat saya tidak mengagumi bagaimana Dung adalah seorang organisator ulung.

Beberapa operasi militer yang ia pimpin melibatkan beberapa korps, yang masing-masing terdiri atas tiga dari empat divisi. Kemampuan untuk mengoordinasikan dan memasok pasukan dalam jumlah besar ini tidak mudah, ditambah tantangan melewati jalur kecil dan berbukit Ho Chi Minh Trail lebih dari seribu kilometer.

Saya juga mengagumi kesetiaan Dung terhadap Vo Nguyen Giap, meskipun prestasi Dung sama mengesankan seperti mentornya. Sepanjang berkarier di bawah Giap, Dung tidak pernah mengambil pusat perhatian. Seluruh pujian selalu diarahkan pada mentornya. Kerendahan hati seperti ini adalah sifat yang saya sangat hormati.

Source: https://prabowosubianto.com/jenderal-van-tien-dung/