Kamis, 21 November 2024 – 18:00 WIB
Tersangka saat digelandang di Mapolda Jawa Timur. Foto: Ardini Pramitha/JPNN.com
jatim.jpnn.com, SURABAYA – Insiden carok massal yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Kabupaten Sampang yang menewaskan seorang saksi dari salah satu paslon dalam Pilkada 2024 ternyata dipicu kesalahpahaman.
Korbannya ialah Jimmy Sugito Putra. Dia meninggal dengan luka di beberapa bagian tubuh akibat peristiwa carok tersebut.
Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman menjelaskan kejadian itu bermula ketika Calon Bupati Sampang nomor urut 2 Slamet Junaidi hendak mengunjungi pemilik padepokan Babussalam Kiai Mualif secara mendadak. Kunjungan itu dilakukan Junaidi dalam rangka sowan.
Mendengar adanya informasi tersebut, Kiai Mualif lantas memerintahkan seseorang bernama Asrofi untuk mengumpulkan jemaah zikir guna menyambut kedatangan Slamet Junaidi.
“Kedatangan rombongan Slamet Junaidi ini diketahui oleh Kiai Hamduddin (tokoh yang lebih tua dari Kiai Mualif) dan menimbulkan rasa tidak senang karena tidak izin,” kata Farman saat konferensi pers di Mapolda Jatim, Kamis (21/11).
Kiai Hamduddin lantas melakukan blokade jalan rombongan Slamet Junaidi menggunakan mobil dan dan potongan kayu untuk menghalangi akses keluar dari padepokan Kiai Mualif.
“Atas pemblokiran tersebut, terjadi pertengkaran antara kelompok Kiai Mualif, Jimmy Sugito atau korban (sebagai saksi dari Slamet Junaidi), Muadi dengan massa Kiai Hamduddin. Korban meminta agar dibukakan aksi pemblokadean itu. Namun, Kiai Hamduddin menolak dan meminta rombongan untuk keluar melalui jalur lain,” jelasnya.
Tidak terima dengan aksi tersebut, Muadi lantas menyampaikan kalimat kepada massa penghadang. Pesan yang disampaikan adalah kalau mau carok nanti saja.
Insiden carok massal yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Kabupaten Sampang yang menyebabkan satu orang tewas dipicu karena kesalahpahaman.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News