Kamis, 29 Februari 2024 – 21:37 WIB
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji saat memberikan penjelasan soal santri meninggal di Kediri, Jawa Timur. ANTARA/Asmaul Chusna
jatim.jpnn.com, KEDIRI – Polres Kediri Kota melakukan rekonstruksi atau reka adegan tewasnya santri asal Banyuwangi berinisial BBM (14) yang dianiaya seniornya di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al-Hanifiyyah, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kamis (29/2).
Rekontruksi penganiayaan santri itu dilakukan di tiga tempat kejadian perkara (TKP) dengan rentan waktu mulai tanggal 18, 21-23 Februari. Total ada 55 adegan.
Berdasarkan hasil rekonstruksi, empat tersangka menganiaya korban hingga tewas dengan tangan kosong.
“Menggunakan tangan kosong. Jadi, benda tumpul yang sesuai dengan keterangan dokter menerima sehingga terjadinya luka di tubuh korban,” kata Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji.
Bramastyo menyebut dalam rekonstruksi itu, keempat tersangka termasuk sepupunya punya peran masing-masing dalam mengeroyok korban.
“Dari keempat tersangka, sama-sama semuanya punya peran dalam hal penganiayaan atau pengeroyokan sehingga menyebabkan kematian terhadap korban,” ucapnya.
Dia menjelaskan BBM dianiaya oleh empat seniornya itu selama tiga hari. Namun, Bramantyo belum menerangkan detail tempat pengeroyokan itu.
“Jadi, ada tiga waktu. Di tanggal 18 itu ada tiga adegan, tanggal 21 ada 12 adegan dan 22 sampai 23 malam ada 40 adegan,” jelasnya.
Terungkap, tersangka penganiayaan santri aniaya korban gunakan tangan kosong selama tiga hari berturut-turut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News