Santri Banyuwangi Meninggal setelah Dianiaya, Pengasuh Ponpes Hanya Mengaku Tahu Santri Terpeleset

Santri Banyuwangi Meninggal setelah Dianiaya, Pengasuh Ponpes Hanya Mengaku Tahu Santri Terpeleset

Senin, 26 Februari 2024 – 19:35 WIB

Pondok Pesantren Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Foto: Source JPNN

jatim.jpnn.com, KEDIRI – Polisi memastikan tewasnya santri Pondok Pesantren Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri berinisial BBM (14) dengan luka lebam Itu lantaran dianiaya.

Namun, pihak ponpes mengakui penyebab tewasnya santri asal Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi karena terpeleset kamar mandi. Informasi tersebut didapatkan dari teman korban.

Pengasuh pondok pesantren itu, Fatihunada menjelaskan pada Jumat (23/2) pagi, dia tiba-tiba dibangunkan oleh salah santrinya dan menginformasikan bahwa korban BBM meninggal dunia karena terpeleset di kamar mandi.

Mendengar kabar tersebut, Fatihunada juga merasa kebingungan lantaran tempat tinggal korban jauh dari Kediri.

Saat itu, Gus Fatih (sapaan akrabnya) juga tidak menaruh curiga dengan kabar tewasnya santri tersebut. Dia pun mencari ambulans untuk mengantar jenazah ke kampung halamannya.

Gus Fatih mengaku tak mengetahui penyebab pasti kematian korban, bahkan dia juga tak melihat jenazah yang sudah terbungkus kain kafan itu.

Setelah memberikan kabar kematian ini ke pihak keluarga, Gus Fatih kemudian turut mengantarkan ke Banyuwangi bersama AF (17), sepupu korban, dan beberapa santri lain pada Jumat sore.

“Saya mendapat laporan itu jatuh terpeleset di kamar mandi terus kemudian dibawa ke rumah sakit dari saudaranya (AF) kemudian saya spontan bertanya sakit apa kok ke rumah sakit,” katanya.

Berikut pengakuan pengasuh ponpes di Kediri terkait santri yang tewas diduga dianiaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News